KONTEKS.CO.ID - Tentara Israel menaiki sejumlah kapal dalam kelompok The Global Sumud Flotilla yang membawa aktivis multinasional dan bantuan untuk Gaza.
Lalu membajaknya dan membawa para aktivis dan kapalnya ke pelabuhan Israel pada Rabu 1 Oktober 2025.
Inilah cara mereka membubarkan protes yang telah menjadi salah satu simbol perlawanan paling terkenal terhadap blokade Israel terhadap wilayah kantong tersebut.
Sebuah video dari Kementerian Luar Negeri Israel yang diverifikasi oleh Reuters menunjukkan penumpang armada yang paling terkenaal, aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, duduk di dek dikelilingi oleh tentara.
"Beberapa kapal armada Hamas-Sumud telah dihentikan dengan selamat dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Israel di X. "Greta dan teman-temannya dalam keadaan selamat dan sehat."
Armada The Global Sumud Flotilla, yang mengangkut obat-obatan dan makanan ke Gaza, terdiri dari lebih dari 40 kapal sipil dengan sekitar 500 anggota parlemen, pengacara, dan aktivis.
Armada tersebut merilis beberapa video di Telegram berisi pesan-pesan dari orang-orang di atas berbagai kapal, beberapa memegang paspor mereka yang menyatakan bahwa mereka telah diculik dan dibawa ke Israel di luar kehendak mereka, dan menegaskan kembali bahwa misi mereka adalah misi kemanusiaan tanpa kekerasan.
Baca Juga: Kasus Bank BJB, KPK Bakal Periksa Ridwan Kamil Paling Akhir
Perjalanan para aktivis melintasi Laut Mediterania menarik perhatian internasional karena negara-negara termasuk Turki, Spanyol, dan Italia mengirimkan kapal atau drone jika warga negara mereka membutuhkan bantuan, meskipun hal itu memicu peringatan berulang kali dari Israel untuk berbalik arah.
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut "serangan" Israel terhadap armada tersebut sebagai "tindakan teror" yang membahayakan nyawa warga sipil tak berdosa. Dan protes spontan meletus di seluruh Italia sebagai tanggapan atas serangan Israel tersebut.
Kapal Dicegah dalam Zona Kebijakan Israel
Armada tersebut merupakan upaya terbaru melalui jalur laut untuk mematahkan blokade Israel terhadap Gaza, yang sebagian besar wilayahnya telah berubah menjadi gurun pasir akibat perang selama hampir dua tahun.
Penyelenggara armada tersebut mengecam serangan hari Rabu sebagai "kejahatan perang". Mereka mengatakan militer menggunakan taktik agresif, termasuk penggunaan meriam air, tetapi tidak ada yang terluka.
Baca Juga: Masih Perhitungan Kasar, KPK Ungkap Besaran Kerugian Negara dalam Kasus Korupsi Kuota Haji
Artikel Terkait
Paramore Tarik Semua Lagu dari Spotify di Israel, Ikut Gerakan No Music for Genocide
Geger Baliho Prabowo dengan Netanyahu, Warganet Desak Pemerintah RI Bersikap Tegas ke Israel: Hapus!
PM Israel Netanyahu Akhirnya Minta Maaf ke Qatar
Geger Baliho Gaza Tampilkan Prabowo, Kemlu RI Tegaskan Sikap Keras ke Israel
Heboh Baliho Prabowo dan Netanyahu di Israel, Sufmi Dasco Ahmad Buru-buru Ngomong Ini