Sementara itu, Amerika Serikat mengambil posisi berbeda dari sekutunya di Tel Aviv. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa mereka tidak mendukung serangan militer Israel terbaru dan lebih memilih solusi diplomatik.
Washington juga mengklaim berperan dalam proses tercapainya gencatan senjata sebelumnya antara pasukan Suriah dan kelompok bersenjata Druze.
“Gencatan senjata masih bertahan sejauh ini, dan kami mendukung upaya deeskalasi dari semua pihak,” ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Tiga Warga Meninggal saat Pesta Pernikahan Putranya, Dedi Mulyadi Terpukul dan Minta Maaf
Ketegangan terbaru di Suriah selatan ini memicu kekhawatiran komunitas internasional, mengingat kawasan tersebut sebelumnya relatif stabil dibanding wilayah konflik lain seperti Idlib atau Aleppo.
Sweida juga dikenal sebagai basis kuat komunitas Druze, kelompok etno-religius yang jumlahnya sedikit namun memiliki posisi strategis dalam keseimbangan kekuatan di Suriah dan negara-negara tetangga. ***
Artikel Terkait
Timnas Indonesia U-20 Takluk dari Suriah di Mandiri Challenge Series 2025
Trump Umumkan Penghapusan Sanksi terhadap Suriah Pasca Kejatuhan Rezim Assad
Pledoi Hasto Kristiyanto: Sebut Penolakan Timnas Israel Jadi Awal Kriminalisasi
PT PAL Pamer Perangkat Lunak Sistem Manajemen Tempur Kapal Perang dan Penangkal Drone
Atlet Israel Daftar Ikut Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Indonesia, tanpa Hubungan Diplomatik