Namun, pasca Revolusi Perancis, gereja ini dinonaktifkan dan sempat digunakan sebagai gudang garam pada abad ke-20.
Sayangnya, penggunaan sebagai tempat penyimpanan garam justru memperparah kondisi bangunan. Kristal garam menyerap ke dalam batu, membuatnya rapuh dan mudah rusak.
Hal ini diperparah dengan pemasangan lantai beton berpemanas pada tahun 1974, yang menyerap lebih banyak kelembapan dan mempercepat kerusakan struktur.
Proyek Restorasi Buka Tabir Sejarah
Barulah pada tahun 2024, proyek restorasi menyeluruh dimulai kembali. Ketika lantai dibongkar dan penggalian dilakukan hingga kedalaman 3 meter, berbagai temuan arkeologis penting mulai terkuak.
Baca Juga: Spesifikasi POCO F7: Diotaki Chipset Terbaru Snapdragon, Bukan Barang Ghoib!
"Direncanakan untuk diperluas hingga kedalaman tiga meter, penggalian ini telah mengungkap sisa-sisa yang berasal dari akhir zaman kuno hingga era modern," ujar tim INRAP, dikutip dari Science Alert.
Penemuan ini tidak hanya memperkaya sejarah lokal Dijon, tetapi juga membuka jendela baru untuk memahami praktik pemakaman, kondisi sosial, dan kehidupan spiritual masyarakat Eropa dari masa ke masa.***
Artikel Terkait
9 Langkah Gereja Katolik Setelah Paus Fransiskus Wafat: Penghancuran Fishermans Ring dan Konklaf
Kardinal Giovanni Angelo Becciu dan Penyalahgunaan Dana Gereja, Pilih Mundur Pemilihan Paus Jelang Konklaf
Seberapa Lama Konklaf Berlangsung dan Kapan Paus Baru Diumumkan? Ini Tahapan Sakral Pemilihan Pemimpin Gereja Katolik Dunia
Gereja Katedral Jakarta Serahkan Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal
Breaking News: OPM Umumkan Terjadi Kontak Tembak Intan Jaya, Warga Berlindung di Gereja dan Lari ke Hutan