KONTEKS.CO.ID - Sebuah pesawat militer supercanggih milik Amerika Serikat, yang dijuluki “pesawat kiamat”, terpantau melintasi udara malam menuju ibu kota, Washington DC, pada Selasa, 17 Juni 2025.
Pergerakan ini menjadi sorotan karena terjadi bersamaan dengan meningkatnya eskalasi antara Iran dan Israel, kemudian juga rumor bahwa mantan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan serangan ke fasilitas nuklir Iran.
Pesawat tersebut adalah Boeing E-4B Nightwatch, armada udara yang dirancang untuk tetap beroperasi jika dunia mengalami bencana skala besar, termasuk serangan nuklir.
Baca Juga: BLACKPINK Comeback Juli 2025! Siapkan Single Terbaru Usai 3 Tahun Vakum
Dalam skenario ekstrem, inilah markas berjalan bagi para pejabat tinggi, termasuk presiden dan pejabat pertahanan, agar pemerintahan tetap berjalan meski daratan Amerika hancur diserang.
Kode Penerbangan Tak Biasa Bikin Heboh
Yang membuat penerbangan kali ini menjadi pembicaraan hangat bukan hanya pesawatnya, melainkan kode penerbangan yang digunakan: ORDER01.
Biasanya, pesawat ini memakai kode panggilan ORDER6.
Baca Juga: Panglima TNI: TNI Tidak Boleh Berpolitik Praktis
Pergantian kode ini memicu spekulasi di kalangan pengamat pertahanan dan warganet, terutama karena tidak ada pengumuman resmi mengenai latihan militer besar atau situasi darurat yang memicu penerbangan tersebut.
Data dari situs pelacak penerbangan menunjukkan pesawat lepas landas dari Bossier City, Louisiana, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Penerbangan berlangsung selama empat jam sebelum akhirnya mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews, Washington DC, pada pukul 22.00, setelah terbang berputar-putar melewati pantai dan area perbatasan antara Virginia dan North Carolina.
Apa Itu Boeing E-4B “Nightwatch”?
Baca Juga: Tsunami Kebangkrutan Restoran Hantam Singapura, 300 Lebih Tutup Setiap Bulan
Boeing E-4B bukan pesawat biasa. Dijuluki “Doomsday Plane” karena kemampuannya bertahan dalam kondisi darurat ekstrem, pesawat ini dilengkapi sistem komunikasi canggih yang memungkinkan koordinasi militer dari udara.
Kabarnya, pesawat ini mampu menahan dampak elektromagnetik dari ledakan nuklir serta dapat tetap mengudara berhari-hari dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara.
Artikel Terkait
Rusia Peringatkan Amerika Serikat: Bantuan Militer ke Israel Bisa Picu Kekacauan di Timur Tengah
Ketegangan Politik Israel Meningkat, Dua Menteri Senior Terlibat Adu Tuduhan
IRGC Ancam Ledakkan "Gerbang Neraka", Rudal Sejjil Siap Terjang Israel Tanpa Peringatan
FBI Tawarkan US$15 Juta untuk Pencarian Baoxia Liu, Selundupkan Komponen Militer AS ke Iran
Lama Tersimpan, Rudal Sejjil Iran Kini Diluncurkan Gempur Israel