• Senin, 22 Desember 2025

Pemilihan Presiden Korea Selatan Dimulai, Lee Jae-myung dan Kim Moon-soo Bersaing Ketat

Photo Author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 18:15 WIB
Suasana pemilihan Presiden Korea Selatan. (Istimewa)
Suasana pemilihan Presiden Korea Selatan. (Istimewa)

Nama Lee kembali mencuat pada 3 Desember 2024 — malam saat Yoon memberlakukan darurat militer dan mengirim pasukan ke parlemen.

Lee termasuk dalam barisan legislator yang menerobos masuk ke gedung parlemen dan mengadakan sidang darurat untuk mencabut darurat militer.

Ia menyiarkan aksinya secara langsung saat melompati pagar untuk masuk ke gedung, dan videonya menjadi viral dengan puluhan juta tayangan.

Dalam kampanyenya, Lee menjanjikan reformasi politik dan ekonomi, termasuk pembatasan kekuasaan presiden dalam menetapkan darurat militer.

Selain itu juga amandemen konstitusi agar presiden bisa menjabat dua kali masing-masing empat tahun, menggantikan masa jabatan tunggal lima tahun saat ini.

Baca Juga: Raksasa Ritel Korea Selatan Tumbang di Indonesia, Tutup Mulai 31 Mei 2025

Ia juga menekankan pentingnya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea sambil tetap mengejar denuklirisasi Korea Utara.

Selain itu, ia mendukung pengembangan usaha kecil dan industri kecerdasan buatan (AI).

Namun, Lee dibayang-bayangi oleh berbagai kasus hukum, termasuk sidang yang masih berlangsung terkait tuduhan suap dan skandal pengembangan properti.

Secara terpisah, ia juga dinyatakan bersalah melanggar undang-undang pemilu dalam kasus yang kini naik banding ke pengadilan yang lebih tinggi.

Lee membantah seluruh tuduhan. Dalam wawancara dengan CNN pada Desember, ia menyatakan dirinya dituntut tanpa bukti dan bahwa tuduhan tersebut bermotif politik.

Pesaing utama Lee adalah Kim Moon-soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang konservatif.

Saat Yoon keluar dari partai pada Mei, ia mendorong para pendukungnya untuk memilih Kim — mantan menteri tenaga kerja berusia 73 tahun yang dahulu adalah aktivis buruh terkemuka semasa kuliah, bahkan sempat dikeluarkan dari kampus dan dipenjara karena demonstrasinya.

Ia kemudian bergabung dengan partai konservatif dan ditunjuk sebagai kandidat PPP setelah sejumlah konflik internal partai.

Awalnya PPP memilih Kim sebagai calon, kemudian mencabut pencalonannya untuk mendukung mantan Perdana Menteri Han Duck-soo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X