KONTEKS.CO.ID - Pendiri Microsoft, Bill Gates memperkirakan peran manusia dalam sejumlah bidang akan semakin berkurang seiring kian pesatnya kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI).
AI diprediksi mampu mengambil alih banyak tugas yang saat ini masih mengandalkan tenaga manusia dalam satu dekade mendatang.
Bill Gates mengungkapkan hal itu dalam wawancara di acara ‘The Tonight Show’. Kata dia, manusia tidak lagi akan dibutuhkan untuk “sebagian besar hal”.
Baca Juga: Jakarta Siap Menyambut Pendatang Baru Usai Lebaran, Tapi Harus Punya Syarat Ini
Dia menyebut, profesi seperti dokter dan guru akan mengalami perubahan besar. Dari awalnya eksklusif menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat luas berkat kemajuan AI.
"Saya sangat senang melihat bagaimana AI akan mendorong inovasi ke depan, tetapi saya rasa ini masih belum sepenuhnya diketahui. Apakah kita bisa mengendalikannya?” kata Gates kepada Jimmy Fallon, mengutip Kamis, 3 April 2025.
“Secara wajar, banyak orang juga merasa hal ini agak menakutkan. Ini benar-benar wilayah yang belum pernah kita ketahui sepenuhnya,” tambahnya.
Baca Juga: Puncak Bogor Prioritas Turun, Tol Cikampek Padat Sekitar Karawang
Saat ini, kata dia, keahlian dalam bidang tertentu, seperti menjadi dokter atau guru yang luar biasa, masih sangat dibutuhkan dan tergolong langka.
Namun, dalam 10 tahun ke depan profesi ini akan menjadi lebih umum dan tersedia secara luas, bahkan secara gratis.
Bill Gates menyebut, fenomena ini sebagai era “kecerdasan bebas akses”, di mana AI akan semakin canggih dan berkontribusi terhadap hampir semua aspek kehidupan manusia.
Dampaknya mencakup berbagai sektor, mulai dari peningkatan akurasi dalam diagnosis medis hingga kemudahan akses terhadap tutor AI dan asisten virtual.
Artikel Terkait
Israel Gempur Gaza Hingga Hari ke-2 Hari Idul Fitri, 80 Warga Palestina Tewas
Presien AS Donald Trump Akan Kunjungi Arab Saudi Pertengahan Mei
Tugas Sebulan, 56 Personel BNPB Dikirim Bantu Evakuasi Korban Gempa Myanmar
Ledakan Pipa Gas di Malaysia, 112 Luka dan 190 Rumah Terdampak
Prancis: Konfrontasi Militer Tak Bisa Dihindari Jika Tak Ada Kesepakatan Nuklir Iran yang Baru