KONTEKS.CO.ID - Puluhan hektar lahan pertanian di Lumajang, Jawa Timur, mengalami kerusakan serius akibat erupsi Gunung Semeru.
Sekretaris Daerah Lumajang yang juga Ex Officio BPBD, Agus Triono, meminta warga di sekitar lereng tetap waspada dan tidak panik menghadapi situasi pascaerupsi.
Erupsi terjadi pada Rabu, 19 November 2025, sekitar pukul 13.55 WIB ketika Awan Panas Guguran (APG) terekam meluncur dengan amplitudo 25–40 mm di seismogram.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 21 November 2025: Bersenang-senang dalam Pandangan Islam
Luncuran APG itu mencapai jarak 5 hingga 8,5 kilometer dari puncak Semeru.
Pada pukul 17.22 WIB, luncuran berikutnya bergerak lebih jauh hingga Jembatan Gladak Perak atau Besuk Kobokan sejauh hampir 12,8 km.
Kondisi tersebut membuat PVMBG menaikkan status Semeru dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga), lalu meningkat ke Level IV (Awas).
Baca Juga: Menkeu Purbaya Soal Kenaikan Gaji PNS di 2026: Kita Diskusikan
Dampak material guguran cukup besar. Di wilayah Pronojiwo, sekitar 47,33 hektar lahan pertanian tertimbun pasir dan batu vulkanik.
Tanaman padi, cabai, salak, tebu, kopi, hingga sengon mengalami kerusakan.
Total kerugian ditaksir lebih dari Rp2 miliar.
Baca Juga: Aksi Nekat WNI Lompat Kapal dan Berenang 2,5 Jam ke Korea Selatan Berujung Hukuman Penjara
Sementara, di Kecamatan Candipuro, sekitar 5,5 hektar lahan pertanian juga terdampak.
Tanaman jagung, cabai, dan tebu ucet rusak akibat tertutup material vulkanik, dengan nilai kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp2 miliar.
Artikel Terkait
Gunung Semeru Erupsi Dahsyat: 300 Warga Lumajang Mengungsi, Status Tanggap Darurat Ditetapkan 7 Hari
Cek Lokasi Erupsi Semeru, Khofifah Gercep Pastikan Warga Tetap Aman dan Terlindungi
Heroik, Ratusan Pendaki Berhasil Diselamatkan di Tengah Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru Erupsi, Tapi Penerbangan Masih Aman! AirNav Pantau Rute dan Bandara Intensif