KONTEKS.CO.ID - Publik Tanah Air tengah dihebohkan dengan tragedi ambruknya musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 29 September 2025.
Hingga Sabtu, 4 Oktober 2025, Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, menyebut total korban mencapai 118 orang, dengan 14 meninggal dunia dan 104 selamat.
Di balik angka tersebut, tersimpan kisah perjuangan luar biasa para korban yang berhasil bertahan hidup di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Bongkar Aturan Sidang Perceraian Tertutup, Singgung Moralitas Pengadilan Agama
Beberapa bahkan harus rela kehilangan anggota tubuh demi menyelamatkan nyawa.
Berikut empat momen dramatis penyelamatan yang menyentuh hati dari insiden tersebut.
1. Nur Ahmad, Diselamatkan Setelah Tangannya Diamputasi di Bawah Puing
Salah satu momen paling mendebarkan datang dari Nur Ahmad, korban yang terpaksa diamputasi tangannya agar bisa keluar dari reruntuhan beton.
Baca Juga: Di Tengah Desakan untuk Berhenti, Ketua DEN hingga DPR RI Masih Bertekad Lanjutkan Program MBG
Proses penyelamatan dilakukan Tim SAR Gabungan pada Selasa dini hari, 30 September 2025.
Salah satu tenaga medis yang turun langsung, dr. Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, mengaku sempat pasrah menghadapi risiko tertimpa bangunan yang masih labil.
“Pikiran saya, saya sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit bisa ambruk,” ujar Aaron di lokasi kejadian.
Proses penyelamatan berlangsung hingga pukul 01.30 WIB.
Setelah amputasi selesai, Ahmad akhirnya berhasil dikeluarkan dan segera dibawa ke ICU RSUD Sidoarjo untuk perawatan intensif.
2. Syaiful Rosi, Bertahan 3 Hari Tanpa Makan dan Minum
Korban lain, Syaiful Rosi Abdillah (13), juga mengalami amputasi pada kaki kanannya yang remuk akibat tertimpa reruntuhan selama tiga hari.
Ia menjadi korban terakhir yang ditemukan masih hidup oleh tim penyelamat.
Baca Juga: Meta Luncurkan Fitur Communities di Threads, Kini Pengguna Bisa Gabung Grup Sesuai Minat
Dalam penuturannya, Rosi menceritakan detik-detik menegangkan saat mendengar reruntuhan menimpa beberapa kali hingga akhirnya ia tak bisa bergerak.
“Kami sempat minta tolong bareng-bareng, tapi nggak kedengaran. Baru jam 12 malam ada orang kampung datang bantuin,” ujarnya di ruang perawatan RSUD Sidoarjo.
Selama tiga hari tanpa makanan dan air, Rosi mengaku hanya bisa bertahan dengan membaca selawat dan istighfar, berharap pertolongan segera datang.
Kini, ia menjalani perawatan intensif pascaoperasi amputasi.
Artikel Terkait
Korban Meninggal Dunia Ponpes Al Khoziny Ambruk di Sidoarjo Bertambah Jadi 8 Orang, Semuanya Santri
Tim SAR Cari 54 Korban Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dengan Alat Berat, Keluarga Sudah Ikhlas
Tim SAR Gunakan Alat Berat, 10 Korban Tewas dan 55 Masih Hilang di Runtuhnya Ponpes Al Khoziny
Korban Meninggal Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang dan 49 Masih Dicari
Update Korban Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 9 Sampel DNA Korban Dikirim ke Jakarta