Peluang itu, katanya, terbuka bagi penyelenggaraan event lari, bersepeda, triathlon, yoga, hingga festival wellness.
Ia mengapresiasi sejumlah penyelenggara yang telah memanfaatkan momentum, termasuk Pocari Sweat Run Mandalika 2025 yang diikuti lebih dari 9.000 peserta, 70 persen berasal dari luar Lombok dan menghasilkan dampak ekonomi Rp85,5 miliar.
“Ke depan, yang ingin kami dorong adalah konsistensi. Event seperti ini harus berkelanjutan agar manfaat ekonominya dapat dirasakan terus-menerus,” kata Widiyanti.
Dirinya juga mendorong pengembangan pengalaman terpadu dengan mengombinasikan olahraga dan konser musik untuk menarik wisatawan lintas negara.
Optimisme itu selaras dengan proyeksi pertumbuhan pariwisata nasional. Tahun ini, pergerakan wisatawan nusantara diperkirakan naik 18,89 persen dan wisatawan mancanegara 10,13 persen. Kontribusi pariwisata terhadap PDB diprediksi mencapai 3,96-4 persen.
Widiyanti mengajak pemerintah pusat dan daerah menyusun roadmap sports tourism, meningkatkan standar penyelenggaraan event, serta membuka ruang kolaborasi bagi sektor swasta, investor, dan komunitas olahraga.
“Mari kita bersama-sama membangun masa depan sports tourism Indonesia,” tuntasnya.***
Artikel Terkait
Diplomasi Pariwisata Indonesia Melesat, Arab Saudi Siap Kolaborasi di 3 Sektor Strategis
Pariwisata RI Melesat Dekati Target 15 Juta Wisman, Pemerintah Optimistis Cetak Rekor Baru
Keren! Indonesia Hadirkan MaiA: Kecerdasan Buatan untuk Transformasi Pariwisata Tourism 5.0
Pariwisata Indonesia Timpang: 82 Persen Wisman Masuk Lewat Udara, tapi Destinasi Prioritas Sepi, Kok Bisa?
Mengenal 6 Tren Pariwisata Global 2026: Cultural Immersion hingga Bleisure, Mana Favoritmu?