KONTEKS.CO.ID - Lu’an, sebuah kota di Provinsi Anhui, China timur, yang selama berabad-abad dikenal sebagai pusat peternakan angsa, kini menjelma menjadi salah satu basis pemasok utama bulu untuk shuttlecock bagi industri bulu tangkis global.
Perubahan ini dipacu pemanfaatan teknologi otomatisasi dan kecerdasan buatan yang diterapkan pada seluruh rantai pasok.
Tradisi beternak angsa di Lu’an telah berlangsung sejak era Dinasti Ming (1368–1644).
Baca Juga: IHSG Tembus Rekor Baru, Lima Saham Melonjak hingga 34 Persen
Jiang Weijun, pimpinan sebuah perusahaan pertanian lokal yang memasok bulu angsa untuk bahan shuttlecock, menjelaskan siklus pertumbuhan angsa putih Wanxi, yang mencapai lebih dari 200 hari, menghasilkan bulu berkualitas tinggi dan sangat diminati pasar internasional.
Selain berwarna putih bersih, bulu angsa khas Lu’an memiliki ukuran lebih besar, struktur lebih tebal, dan poros bulu yang lebih lentur dibanding jenis lain.
Keunggulan ini menjadikannya bahan ideal untuk membuat shuttlecock yang stabil dan tahan lama.
Baca Juga: Komisi Percepatan Reformasi Polri Minta Polri Bebaskan 3 Tersangka Demonstrasi Ricuh Agustus Lalu
Seiring meningkatnya nilai komersial bulu angsa, pola peternakan di Lu’an bergeser dari skala rumah tangga ke sistem pembesaran modern.
Kandang dengan pengaturan lingkungan, serta teknik pembiakan di luar musim, membantu meningkatkan produksi dan mempertahankan kualitas.
Setiap tahun, sekitar 14 juta ekor angsa putih Wanxi dibudidayakan di kota tersebut.
Baca Juga: 1.000 Pelaku Usaha akan Meramaikan Harbolnas 2025, Promo Barang Besar-besaran
Meski demikian, suplai bulu masih belum mampu mengimbangi permintaan industri global.
Artikel Terkait
BWF Dorong Penggunaan Shuttlecock dari Bahan Sintetis, Begini Respons Atlet
Remaja Kanada Sulap Shuttlecock Bekas Jadi Aksi Cinta Lingkungan
Merek Shuttlecock Lokal yang Cocok untuk Latihan dan Bertanding
Ronald Cheong, Kisah Lelaki Tua Menyulam Kembali Terbangnya Shuttlecock