Irwansyah, dari Binjai hingga Mendunia, Jalan Panjang Pelatih Bulu Tangkis Jempolan

Menjadi Perantau

Kesempatan itu datang dari Inggris. Rexy Mainaky, yang saat itu melatih di sana, memberi tahu kalau Wales membutuhkan sparring partner.

Irwansyah sempat ragu karena bahkan tidak tahu di mana letak Wales.

“Rexy bilang, coba saja enam bulan. Sekalian bisa belajar bahasa Inggris dan tetap ikut lima turnamen di Eropa setiap tahun,” kata Irwansyah.

Baca Juga: Pemerintah Beri Insentif Rp100 Ribu per Hari untuk Guru Pengawas MBG, Diutamakan yang Honorer

Pada 2001, ia akhirnya berangkat. Tanpa bisa berbahasa Inggris, ia belajar dari buku frasa sederhana, membacanya di taman setiap hari.

Ia berlatih sendiri di luar jadwal sparing dengan pemain top Inggris saat itu, Richard Vaughan dan Kelly Morgan.

Perlahan, ia mulai menorehkan prestasi, termasuk empat kali juara Welsh International.

Baca Juga: Calon Advokat Diminta Ikut Berjuang Pertahankan Single Bar

Prestasi itu menarik perhatian orang tua atlet, yang kemudian mendorongnya membuka akademi bulu tangkis.

Dari situlah Irwansyah menemukan panggilan baru: melatih.

“Awalnya sulit melatih anak-anak. Tapi mereka suka dengan metodeku, meski berat. Dari situ saua mulai berpikir, mungkin bisa jadi pelatih,” ujarnya.

Dari Siprus ke Irlandia

Perjalanan membawanya ke Siprus. Berbekal pengalaman di Wales, ia melamar posisi pelatih nasional dan diterima.

Meski levelnya masih setara klub kecil, Irwansyah menangani semua sektor: tunggal, ganda, hingga ganda campuran.

Pelan-pelan, para pemain Siprus mulai berkompetisi di Eropa dan naik level.

Baca Juga: Prabowo Ajak PKS Lawan Kebocoran SDA Triliunan Rupiah Per Tahun