Menurutnya, sebagian besar dana yang dikelola INA saat ini masih ditempatkan pada surat utang, bukan pada proyek produktif.
Hal serupa juga terjadi pada lembaga investasi BPI Danantara yang menggunakan dividen BUMN untuk membeli obligasi pemerintah.
Purbaya menilai, lembaga pengelola dana investasi negara seperti INA dan Danantara perlu memperluas portofolio investasinya ke sektor riil agar manfaatnya lebih terasa bagi perekonomian nasional.
“Kalau tujuannya untuk mendorong pertumbuhan, seharusnya investasi diarahkan ke proyek strategis, bukan ke instrumen yang aman tapi pasif,” ujarnya.