Dengan alat seadanya, ia mengevakuasi empat orang terakhir sebelum akhirnya benar-benar kelelahan.
“Terus, terus, terus sampai selesai. Sekitar jam lima sore baru benar-benar selesai,” ujarnya.***
“Ban dan pelampung sudah diambil yang punya. Jadi waktu itu saya menyelamatkan empat orang, termasuk anak tentara dan bapaknya, pakai rakit dari jerigen,” kata Giman lagi.
Hari itu, Giman bukan sekadar prajurit. Ia adalah tetangga, penolong, dan harapan di tengah arus yang nyaris merenggut segalanya.***
Artikel Terkait
BNI Kirim Relawan ke Aceh, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana
Ikan Asin di Aceh Tengah Tembus Rp10.000 per Ons, Elpiji Rp280.000: Harga Kebutuhan Meroket Pascabencana
Listrik Aceh Mulai Comeback Usai Banjir, Bahlil Ungkap 4 Daerah Masih Bergilir
Sebanyak 794 Tenaga Medis Dikerahkan Tangani Kesehatan Masyarakat Terdampak Bencana di Aceh
Getir di Tenda Pengungsian: Bocah Aceh Kehilangan Rumah, Tak Minta Mainan, Hanya Ingin Al Quran