• Minggu, 21 Desember 2025

Warga Aceh Tengah Ngeluh Susah Air Bersih dan Listrik Mati, Prabowo: Pasti Kita Bantu, Tenang Saja!

Photo Author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:06 WIB
Presiden Prabowo Subianto meninjau pengungsi korban banjir bandang di Aceh Tengah (Foto: BPMI Setpres RI)
Presiden Prabowo Subianto meninjau pengungsi korban banjir bandang di Aceh Tengah (Foto: BPMI Setpres RI)

KONTEKS.CO.ID - Kesunyian mendadak menyelimuti Posko Pengungsian di Masjid Besar Al-Abrar, Kabupaten Aceh Tengah, saat seorang relawan perempuan berdiri dan menyuarakan kegelisahan ribuan warga di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Bukan teriakan, melainkan suara lirih yang memecah suasana, tentang logistik yang menipis, air bersih yang langka, hingga jaringan komunikasi yang terputus total.

Peristiwa itu terjadi saat Presiden Prabowo melakukan peninjauan langsung ke wilayah terdampak bencana di Aceh Tengah, Jumat, 12 Desember 2025.

Baca Juga: Sambangi Pengungsi Aceh Tamiang, Prabowo Sentil Pengelolaan Alam: Jangan Tebang Pohon Sembarangan!

Sosok yang menyampaikan aspirasi tersebut adalah Raodah, Ketua Tim Relawan Masak di posko pengungsian, yang selama ini berada di garis depan pelayanan bagi para korban.

Dengan mata berkaca-kaca, Raodah terlebih dahulu menyampaikan apresiasi atas kehadiran Presiden di Tanah Gayo. Namun, ucapan terima kasih itu segera berubah menjadi laporan kondisi lapangan yang dinilainya masih jauh dari kata aman.

“Rakyat Aceh Tengah mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak di sini,” ujarnya lirih, sebelum memaparkan deretan kebutuhan mendesak yang belum terpenuhi.

Logistik Menipis, Air dan Listrik Langka

Di hadapan Presiden, Raodah menegaskan bahwa persoalan utama pengungsi bukan hanya soal tempat berteduh, tetapi juga kebutuhan dasar yang belum sepenuhnya tersedia. Ia menyebut distribusi logistik masih terbatas, sementara air bersih, listrik, dan jaringan telekomunikasi belum pulih.

“Kami sangat membutuhkan logistik. Air bersih sulit, listrik belum ada, dan jaringan telepon juga terputus. Tidak ada sinyal sama sekali,” katanya.

Kondisi tersebut, menurut Raodah, membuat aktivitas pengungsi semakin berat, terutama dalam memenuhi kebutuhan harian, mengakses bantuan, hingga berkomunikasi dengan keluarga yang terpisah.

Baca Juga: Baru Pulang dari Luar Negeri, Prabowo Kembali Masuk 'Zona Bencana': Gaspol Tinjau Sumatera

Percepatan Perbaikan Rumah Warga

Tak hanya soal kebutuhan darurat, Raodah juga menyampaikan permohonan langsung agar pemerintah mempercepat perbaikan rumah warga yang rusak akibat bencana.

Ia mengaku berbicara atas nama ribuan korban yang kini kehilangan tempat tinggal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X