• Minggu, 21 Desember 2025

Termasuk Indonesia, Delapan Negara Muslim Tolak Sikap Israel akan Buka Rafah Satu Arah

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 10:37 WIB
Roket terlihat diluncurkan dari kawasan Rafah di selatan Jalur Gaza, 26 Mei 2024. Foto: akun X @IDF
Roket terlihat diluncurkan dari kawasan Rafah di selatan Jalur Gaza, 26 Mei 2024. Foto: akun X @IDF

KONTEKS.CO.ID - Para Menteri Luar Negeri dari delapan negara mengeluarkan pernyataan bersama pada Jumat, 5 Desember 2025, yang mengecam keras pernyataan Israel mengenai pembukaan Rafah untuk satu arah.

Kedelapan negara itu adalah Mesir, Yordania, UEA, Indonesia, Pakistan, Turki, Arab Saudi, dan Qatar.

Pernyataan bersama itu dikeluarkan untuk mencegah kemungkinan Israel memaksa pemindahan penduduk Gaza ke Mesir.

Baca Juga: Dugaan Pelecehan Seksual di UNS, dari Tugas Kelompok hingga 'Truth or Dare' Bernuansa Seksual, Satgas Turun Tangan

“Para Menteri Luar Negeri menegaskan penolakan mutlak terhadap upaya memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka,” bunyi pernyataan resmi tersebut.

Mereka menekankan setiap upaya pemindahan paksa bertentangan dengan rencana damai yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.

Dalam rencana damai itu ditetapkan bahwa Rafah Crossing harus dibuka dua arah.

Baca Juga: Satgas Terpadu Ungkap Upaya WNA China Selundupkan Serbuk Nikel di Bandara Khusus IWIP Weda Bay

Rencana perdamaian juga memberi kebebasan bergerak bagi penduduk Gaza dan menjamin tidak ada warga Gaza yang dipaksa meninggalkan tanah air mereka.

Langkah kolektif ini muncul di tengah pernyataan pihak Israel kalau Rafah akan dibuka “dalam beberapa hari mendatang” untuk memungkinkan warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis keluar menuju Mesir.

Negara‑negara anggota blok Muslim dan Arab itu memperingatkan pembukaan satu arah dapat menjadi awal dari proses pengusiran massal terhadap warga Gaza.

Baca Juga: Pasar Saham Asia Menguat, Indonesia Catat Level Tertinggi Sepanjang Masa

Mereka mendesak agar perjanjian gencatan senjata dipertahankan, akses bantuan kemanusiaan dijamin tanpa hambatan, dan rekonstruksi serta pemulihan di Gaza segera dimulai.

Itu supaya warga Palestina bisa kembali tinggal, berpartisipasi membangun tanah air mereka, dan tidak menjadi pengungsi di negeri lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X