KONTEKS.CO.ID - Operasi pencarian dan penyelamatan tengah berlangsung di Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand pascabanjir bandang dan longsor yang terjadi pekan lalu.
Di Indonesia, Biara Fransiskan aktif membantu tim penyelamat dan menyediakan tempat penampungan bagi warga yang paling terdampak.
Di Indonesia, setidaknya 800 orang meninggal dunia dan lebih dari 550 lainnya masih hilang akibat banjir dan longsor yang dipicu siklon tropis di provinsi Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.
Baca Juga: Ini Tiga Jurus Dedi Mulyadi Atasi Banjir Kabupaten Bandung
Jumlah korban diperkirakan meningkat karena tim penyelamat kesulitan menjangkau desa-desa terpencil.
Lebih dari satu juta orang harus meninggalkan rumah mereka.
Provinsial Biara Kapusin di Sibolga, Sumatra Utara, Friar Yoseph Norbert Sinaga, mengatakan sejumlah desa hampir sepenuhnya tersapu banjir.
Baca Juga: Banjir Bandang dan Longsor Sumatra, Guru Besar IPB: Hutan yang Sehat Mampu Menahan Air
“Banyak warga kini kehilangan rumah,” ujarnya kepada Fides News Agency.
“Tim penyelamat sedang berupaya menjangkau mereka, tetapi beberapa lokasi masih terisolasi.”
Biara Kapusin Sibolga mengerahkan seluruh sumber daya mereka setelah Siklon Tropis Senyar membawa hujan deras, banjir, dan longsor ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Ruang Hidup Terkikis, Lubang Bekas Tambang Tinggalkan Luka di Kaltim
Para biarawan membantu evakuasi, menyalurkan bantuan, dan mendampingi warga yang terdampak di seluruh wilayah keuskupan mereka.
Friar Sinaga menambahkan kalau mereka mengalami kesulitan air dan listrik, tapi yang paling kritis adalah kekurangan air minum.
Artikel Terkait
Berbanding Terbalik dengan RI, China Sukses Hijaukan Gurun di saat Sumatra Dibenamkan Banjir Bandang
Tim DVI Polda Sumbar Berhasil Identifikasi 174 Korban Banjir dan Longsor Sumatra Barat
Ini Tiga Jurus Dedi Mulyadi Atasi Banjir Kabupaten Bandung
Banjir Bandang dan Longsor Sumatra, Guru Besar IPB: Hutan yang Sehat Mampu Menahan Air