• Minggu, 21 Desember 2025

Diundang Kerajaan Saudi, Nasaruddin Umar Satu-satunya Tokoh Non-Arab yang Diminta Pendapat Soal Relevansi Hadis Era Digital

Photo Author
- Rabu, 3 Desember 2025 | 04:45 WIB
Menag Nasaruddin Umar diundang Kerajaan Arab Saudi untuk beri pandangan tentang relevansi hadis di era digital (Foto: dok. Kemenag)
Menag Nasaruddin Umar diundang Kerajaan Arab Saudi untuk beri pandangan tentang relevansi hadis di era digital (Foto: dok. Kemenag)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar terbang ke Riyadh guna memenuhi undangan resmi Kerajaan Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan rutin Forum Yayasan Hadis.

Dalam forum bergengsi yang diikuti tujuh tokoh internasional, Nasaruddin menjadi satu-satunya figur muslim non-Arab yang diminta memberikan perspektif strategis mengenai arah pembaruan ilmu hadis di tengah perkembangan zaman.

Undangan ini menempatkan Indonesia sebagai representasi dunia Islam non-Timur Tengah, terutama karena rekam jejak panjang dalam pengembangan keilmuan Islam yang moderat, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan sosial.

Baca Juga: Warning Keras Menag Nasaruddin Umar Sikapi Bencana Aceh-Sumatra: Merusak Alam adalah Dosa!

Menurut pihak kerajaan, pengalaman Indonesia dalam memperkuat literasi hadis dan mengembangkan ilmu sosial keislaman menjadi alasan utama pemilihan Menag dalam forum tersebut.

Nasaruddin mengungkap bahwa pengakuan Saudi mencerminkan apresiasi terhadap model pengembangan studi agama di Indonesia yang dianggap berhasil menghadirkan praktik keberagamaan toleran di tengah masyarakat plural.

“Kita dipercaya karena pengalaman Indonesia dalam membangun keilmuan Islam. Padahal kita adalah negara terjauh dari pusat kelahiran Islam. Indonesia mampu mengejarkan sebuah ilmu sosial yang sangat bagus. Dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kajian hadist, yang dinilai sangat efektif,” kata Nasaruddin, sebagaimana dikutip laman Kemenag, Rabu, 3 Desember 2025.

Bahas AI, Teknologi Informasi, dan Etika Sains di Mekkah

Agenda Menag di Arab Saudi tidak berhenti pada forum tersebut. Ia juga dijadwalkan bertemu sejumlah ulama besar di Kota Mekkah untuk mendalami isu kontemporer, terutama integrasi nilai moral keislaman dengan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan sains modern.

"Artifisial diharapkan mampu bagaimana kita memberikan moral direction terhadap perkembangan. Supaya nanti kita menciptakan khairat umat atau umat yang bisa menyelamatkan diri di tengah bentangan sains dan teknologi yang canggih. Tetapi pada saat yang bersama tetap anak-anak yang di depan itu soleh atau solehah tentu sangat bagus," ujarnya.

Pembahasan ini menjadi salah satu fokus utama karena dunia Islam menghadapi tantangan baru, mulai dari disinformasi digital hingga penggunaan teknologi yang tidak selalu sejalan dengan prinsip etika.

Baca Juga: Pesan Menag Nasaruddin Umar Maknai Hari Guru Nasional 2025: Didiklah Anak dengan Penuh Cinta!

Laboratorium Hadis untuk Indonesia dan Asia

Dalam pertemuan tersebut, Menag juga menerima informasi bahwa Arab Saudi tengah mempertimbangkan pembentukan laboratorium sejarah dan hadis.

Fasilitas itu dirancang agar dapat dimanfaatkan oleh peneliti dan masyarakat Indonesia, bahkan diperluas untuk kawasan Asia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X