KONTEKS.CO.ID - Bencana banjir bandang dan tanah longsor berpotensi terjadi di Jawa Barat (Jabar) seperti di Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Barat (Sumbar) dan Aceh.
Potensi bencana alam parah itu disampaikan Walhi Jawa Barat. Menurut Walhi, potensi skala bencana bahkan lebih parah di Jabar.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang mengatakan, Jabar merupakan provinsi dengan kerentanan bencana yang tinggi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Hutan di Jabar Hanya Tersisa 20 Persen
Dia menyebut, bencana itu bisa dalam bentuk tsunami, gunung berapi, banjir bandang, longsor, tanah amblas, puting beliung.
Menurut Wahyudin, salah satu pemicunya yakni kerusakan lingkungan.
Berdasarkan data Walhi, 54 izin usaha perusahaan tambang statusnya sudah habis pada 2023.
Pemerintah, kata Wahyudin, tidak pernah mengurus apalagi menertibkan perusahaan-perusahaan yang izinnya telah habis namun masih beroperasi.
Baca Juga: KAI Geber Perbaikan Jalur KA yang Terdampak Banjir di Sumatera
Lalu, ada 176 titik tambang ilegal pada 2024. Salah satu wilayah dengan kategori tertinggi yaitu Kabupaten Sumedang sebanyak 48 titik.
Kemudian, Kabupaten Tasikmalaya 48 titik, Kabupaten Bandung 37 titik, Bogor 23 titik, Cianjur 20 titik, Purwakarta 12 titik dan Cirebon 7 titik.
Walhi juga mencatat, selama 2023-2025 terjadi penyusutan tutupan hutan hingg mencapai 43 persen dari total kawasan hutan di Jawa Barat.
Salah satunya, di bawah pengelolaan Perum Perhutani, kawasan lindung dan kawasan hutan produksi tetap dan terbatas.
Walhi menyebut, kawasan itu telah berubah menjadi area-area tambang, wisata, properti, KHDPK (Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus) hingga proyek geotermal pemerintah pusat.
Artikel Terkait
Emiten BLOG Resmikan Gudang Tier 3 di Bandung, Siap Jadi Simpul Penting Logistik Pangan Jabar
Buntut Kasus Penamparan Siswa di Subang, Guru di Jabar Kini Dilarang Mencubit atau Menjewer
Bareskrim Polri Koordinasi JPU Kejati Jabar Agar Kasus Lisa Mariana Segera Disidangkan
Menaker Yassierli Buka Suara Soal Fenomena Pabrik Jabar Ramai-Ramai Hengkang ke Jateng
Dedi Mulyadi: Hutan di Jabar Hanya Tersisa 20 Persen