KONTEKS.CO.ID – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Indonesia.
Hujan ekstrem, angin kencang, petir merusak, puting beliung, hujan es, hingga gangguan jarak pandang diprediksi mendominasi cuaca dalam beberapa minggu mendatang.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengatakan Jawa Barat tercatat sebagai wilayah dengan frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang tertinggi sepanjang 2024.
Baca Juga: Tim Gabungan Bersihkan Longsor Jalur Darat Bener Meriah
“Trennya terus naik dan ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar Faisal dalam keterangan pers awal pekan ini.
BMKG menyebut sejumlah faktor pemicu, mulai aktifnya Monsoon Asia hingga munculnya MJO, gelombang Kelvin, dan Rossby Equator yang meningkatkan intensitas hujan.
Seruak dingin Siberia juga memperkuat potensi hujan lebat, sementara bibit siklon diperkirakan dapat tumbuh di Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, serta Papua.
Baca Juga: Rafale F4 Prancis Hadir, Indonesia Negara dengan Pesawat Tempur Campuran Paling Beragam di Dunia
Hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi Selatan hingga Papua Selatan berpotensi mengalami curah hujan tinggi dan sangat tinggi (300–500 mm per bulan) pada 28 Desember–10 Januari.
Di pesisir Jakarta, Banten, dan Pantura Jawa Barat, potensi banjir rob meningkat akibat fase perigee dan bulan purnama pada pertengahan Desember.
Faisal menegaskan siklon tropis dapat dideteksi hingga delapan hari sebelumnya.
Baca Juga: TNI AU Terima Tiga Jet Tempur Rafale F4 Pertama di Prancis
Ia meminta pemerintah daerah aktif berkonsultasi dengan Balai Besar BMKG dan memperkuat respons dini menjelang puncak mobilitas Nataru.***
Artikel Terkait
Misi Tanggap Darurat Pasca-Bencana Hidrometeorologi, BMKG Terus Menerus Gelar OMC di Pulau Sumatra
BMKG Ungkap Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 1-2 Desember 2025, Simak Daerahnya
Hujan Ekstrem Satu Bulan Turun dalam Sehari: BMKG Sebut Tanah Tak Mampu Menahan Limpasan Air di Sumatera
Pagi Buta Maluku Dihantam Gempa Mengejutkan, BMKG Sebut Berpusat di Laut Dalam