“Hal ini tidak lepas dari pertimbangan safety penerbangan agar selain efektif, OMC juga berjalan dengan aman akibat faktor Gunung Semeru yang masih aktif,” jelas Budi.
Di sisi lain, Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, menegaskan bahwa kerja sama BMKG dan BNPB dalam operasi ini berjalan solid. BMKG memastikan setiap rekomendasi teknis diberikan secara real-time untuk membantu BNPB menentukan intervensi yang paling tepat.
“Harapannya OMC dapat dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sebagai bentuk upaya-upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Dalam pelaksanaan OMC di lapangan, personel kami (BMKG) aktif mendampingi BNPB dalam memberikan rekomendasi teknis dan umum terkait pelaksanaan OMC agar objektivitas misi dapat tercapai,” tandasnya.
Operasi Modifikasi Cuaca dijadwalkan berlangsung selama lima hari dan menjadi salah satu intervensi penting guna mengantisipasi potensi banjir lahar dingin serta bencana hidrometeorologi basah lainnya di Jawa Timur.***
Artikel Terkait
Gempa Bumi Dangkal Magnitudo 6,3 Goyang Simeulue Aceh, BMKG Ungkap Penyebabnya
Longsor dan Banjir Bandang Terjang Humbang Hasundutan, 5 Orang Meninggal dan 4 Orang Hilang
Banjir Terjang Kota Padang Renggut 4 Jiwa dan Rusak Sejumlah Rumah
BMKG Kembali Peringatkan Hujan Ekstrem dan Angin Kencang untuk Wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, dan Riau
BMKG: Siklon Tropis Senyar Punah, Waspadai MJO di Mandailing Natal dan Sumbar
3.362 Warga Solok Terdampak Banjir Parah, Debit Sungai Terus Naik hingga Ditetapkan Status Tanggap Darurat