KONTEKS.CO.ID - Temuan nekropsi atau autopsi terhadap bangkai Musofa, badak Jawa pertama yang dipindahkan ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), membuka fakta mengejutkan.
Fakta itu terkait kondisi kesehatan satwa langka tersebut sebelum pemindahan.
Tim patologi Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Biomedis IPB University menemukan penyakit kronis parah yang telah menyerang Musofa.
Baca Juga: Arsenal Bungkam Bayern Munchen 3-1, Arteta: Dongkrak Kepercayaan Diri Tim!
Berdasarkan hasil autopsi diketahui Musofa mengalami sakit lambung, usus, dan otak sebelum operasi pemindahan ke area konservasi berlangsung.
Selain itu, infeksi parasit dalam jumlah signifikan dan gejala degenerasi jaringan juga ditemukan dalam pemeriksaan laboratorium.
Kematian dan pemeriksaan ini dilakukan pada 7 November 2025.
Baca Juga: TNI AU: Tidak Ada Pergerakan Pesawat dari Luar Negeri di Bandara IMIP
Tim turut mengidentifikasi adanya luka-luka lama akibat perkelahian dengan badak lain.
Itu sebuah fenomena umum dalam populasi badak liar yang memiliki wilayah teritorial.
Namun, luka tersebut dipastikan bukan penyebab utama kematian.
Kepala TNUK, Ardi Andono, mengatakan rangkaian temuan tersebut menjadi peringatan keras bahwa standar pengelolaan kesehatan populasi badak Jawa perlu ditingkatkan.
Menurut Ardi, kondisi kesehatan yang tidak terdeteksi lebih awal mengindikasikan adanya tantangan besar dalam pemantauan rutin terhadap satwa yang dilindungi.
Artikel Terkait
Ditreskrimum Polda Banten Ungkap Perburuan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Dijual Hingga Rp300 Juta per Cula
6 Badak Jawa di Ditembak Mati di Taman Nasional Ujung Kulon, 1 Cula di Pasar Gelap Terjual Rp200 Juta-500 Jutaan
Perkawinan Sedarah Membuat Badak Jawa Terancam Punah
Populasi Badak Jawa Kritis, Indonesia Satu-satunya Negara yang Bisa Mempertahankan, Salut!