KONTEKS.CO.ID – Indonesia Strategic and Defence Studies menyoroti berbagai potensi ancaman bandara tertutup di kawasan industri PT IMIP Morowali terhadap pertahanan Indonesia.
"Kalau aspek pertahanan, ya semuanya [bahaya]," kata Edna Caroline Pattisina, Co-Founder Indonesia Strategic and Defence Studies dilansir dari siniar Forum Keadilan Tv di Jakarta, Rabu, 26 November 2025.
Edna menyampaikan, keberadaan bandara tersebut sangat berbahaya, karena tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak atau negara lain yang mempunyai misi khusus.
Baca Juga: Mirip Kereta Cepat Whoosh, Izin Bandara Khusus IMIP Sempat Ditolak Menhub Ignasius Jonan tapi Direstui Budi Karya
"Bisa bawa apa saja dari luar [negeri] ke dalam yang kita enggak tahu. Misalnya dia bawa kuman atau bom atau apa, kan kita enggak tahu," ujarnya.
Terlebih lagi, kalau misalnya orang asing dari China ini membawa drone bawah laut, kemudian ditempatkan di laut untuk mengumpulkan berbagai data.
"Beberapa waktu lalu, itu ada kejadian ditemukan drone bawah laut di Pulau Selayar, milik China," katanya.
Sayangnya, lanjut dia, Pemerintahan Jokowi tidak menanggapinya sebagai ancaman serius. Padahal, itu jelas-jelas milik China.
Ia menyampaikan, banyak negara yang mempunyai kepentingan terhadap Indonesia. Namun yang paling kentara adalah China.
"Kapal drone itu kecil, mungkin segede gini doang ya. Tapi dia itu punya sensor yang canggih. Sensornya langsung ke satelit," katanya.
Drone tersebut bisa menyampaikan data secara real time sampai berminggu-minggu di dalam air. Dia terus memetakan kontur bawah laut hingga tingkat kadar garam.
"Tingkat keasinan itu, ternyata kayak kue lapis. Dia tuh enggak uniform, tapi ada lapisan-lapisannya," kata dia.
Informasi atau data kadar garam atau tingkat keasinan ini sangat penting dalam dunia pertahanan. Jika ada datanya maka pihak asing bisa memetakan perairan mana yang kadar garamnya tinggi untuk memasukkan kapal selam tanpa terdeteksi radar.
"Dia bisa nyembunyiin kapal selam tanpa ketahuan, karena sonar itu akan mantul, nutup pada tingkat keasinan tertentu. Jadi tujuan survei bawah laut tuh itu sekarang [tujuannya]," ucap dia.
Etna lebih jauh menyampaikan, ancaman dari sisi pertahanan makro. Indonesia yang mayoritas wilayahnya laut, ada di tengah pertarungan antara dua kekuatan, Amerika dan China. Masing-masing berusaha untuk merebut pengaruh di Indonesia.
"Prediksi dari sisi pertahanan itu ke depan, pertama, perang itu akan didominasi oleh teater laut. Perang-perangnya akan banyak melibatkan rudal jarak jauh yang presisi," katanya.
Kedua, ujar dia, akan melibatkan banyak drone. Ketiga, karena ini teater laut, sampai saat ini senjata paling strategis di laut itu adalah kapal selam.
Ia menilai, kapal selam paling strategis karena enggak gampang dideteksi. Apalagi muatannya.
"Dia kayak di film-film, bisa bawa rudal, nuklir. Nah, dengan geografis Indonesia yang kepulauan, itu [kapal selam] kan bisa ada di mana saja," katanya.
Artikel Terkait
Ekslusivitas Bandara IMIP Morowali Wajib Dibongkar Abis
Menhan Murka Ada Bandara di IMIP dan Sangat Privat
Indonesia Strategic and Defence Studies: Publik Harus Kawal Apa Tindakan Menhan Soal Bandara PT IMIP
Menhan Soroti Bandara di Morowali, Respons IMIP: Resmi Terdaftar dan Diawasi Kemenhub
Mirip Kereta Cepat Whoosh, Izin Bandara Khusus IMIP Sempat Ditolak Menhub Ignasius Jonan tapi Direstui Budi Karya