KONTEKS.CO.ID - Kasus bullying di SMPN 19 Tangerang Selatan (Tangsel) kembali memantik kecaman publik.
Korban, MH (13), dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami perundungan berulang selama beberapa bulan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengecam keras kejadian ini.
"Perundungan terus terjadi atas anak-anak kita dan hal ini tidak bisa dibiarkan. Kasus ini harus diusut tuntas secara transparan," ujar Arifah yang dilansir Jumat, 21 November 2025.
Ia menekankan, sekolah seharusnya menjadi ruang aman, bukan tempat terjadinya kekerasan. Kementerian PPPA pun telah menyalurkan dukungan psikologis dan perlindungan hukum kepada keluarga korban.
Desakan Mundur Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai pihak sekolah gagal menciptakan keamanan bagi siswa.
Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menegaskan, “Jika ada anak yang menjadi korban sampai kehilangan nyawa, itu bukan sekadar kelalaian. Kepala sekolah harus punya sense of crisis dan mengambil tanggung jawab moral, termasuk mengundurkan diri.”
Berdasarkan informasi yang beredar, perundungan di SMPN 19 sudah berlangsung sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Juli 2025, tanpa ada intervensi nyata dari sekolah atau Satgas pencegahan kekerasan.
"Ini bukan sekadar kelalaian, tetapi kegagalan negara memastikan sekolah aman," tambah Ubaid.
Sekolah Lalai dan Peran Satgas PPK
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) sependapat, pihak sekolah lalai melindungi MH. Menurut Retno Listyarti, bullying berlangsung berbulan-bulan tanpa penanganan serius.
Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK) hanya formalitas administratif, sehingga banyak kasus tidak ditangani dan korban tak mendapat perlindungan.
FSGI merekomendasikan agar pemerintah daerah memastikan Tim Satgas PPK bekerja efektif, menyediakan kanal pengaduan yang aman, dan menyelenggarakan program pelatihan bagi guru, orangtua, dan siswa untuk mencegah serta menanggulangi bullying.
Sorotan Kesehatan Mental Remaja
Dosen FK IPB, dr. Riati Sri Hartini, menekankan pentingnya memahami fase perkembangan remaja untuk menjaga kesehatan mental.
Artikel Terkait
SMPN 19 Tangsel Berduka: Dugaan Bullying Merenggut Nyawa MH, Polisi Bergerak Cepat Periksa 6 Saksi
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Turun Tangan Usut Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully Sejak MPLS
Tragedi SMPN 19 Tangsel: Siswa Diduga Korban Perundungan, Polisi Segera Selidiki Kronologi Lengkap