• Senin, 22 Desember 2025

Terus Bertambah, Kapolri Sebut Ada 24 Jaringan KKB di Papua

Photo Author
- Jumat, 14 November 2025 | 15:39 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal jaringan KKB di Papua (Foto: Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal jaringan KKB di Papua (Foto: Humas Polri)


KONTEKS.CO.ID - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut, setidaknya terdapat 24 jaringan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Polri, kata dia, terus melakukan pemantauan aktivitas jaringan KKB tersebut.

Hal tersebut Sigit sampaikan dalam kata sambutan perayaan HUT ke-80 Brimob di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, hari ini Jumat, 14 November 2025.

Baca Juga: Alvaro Hilang 8 Bulan, CCTV Terhapus Setiap Hari: Polisi Kehilangan Jejak Sejak Hari Pertama

"Bahwa kita masih menghadapi ada kelompok KKB yang saat ini jumlahnya juga terus terpantau 24 jaringan dan ini juga terus bisa bertambah," kata Sigit.

Bahkan, kata Kapolri, jumlah jaringan KKB tersebut berpotensi terus bertambah seiring dinamika keamanan di wilayah tersebut.

"Demikian juga kelompok KKB yang hampir di setiap provinsi ada dan terdeteksi, dan mereka menjadi bagian yang selalu mengarahkan terkait dengan kemerdekaan ataupun referendum," ujarnya.

Dia lantas menyampaikan peran strategis Korps Brimob dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), terutama yang terlibat dalam Satgas Operasi Damai Cartenz.

Listyo Sigit pun meminta personel Brimob memiliki kesiapan ganda dengan kemampuan pendekatan keras atau hard approach, seperti taktik pertempuran di hutan, serta pendekatan lunak atau soft approach melalui pendekatan kemanusiaan.

Baca Juga: Empat Pasal RUU KUHAP Ancam Siapapun Bisa Digeledah Hingga Disadap Atas Subjektivitas Aparat

“Rekan-rekan tentunya harus selalu memiliki kemampuan baik yang bersifat hard approach, kemampuan untuk berperang di dalam hutan," katanya.

"Namun juga rekan-rekan harus memiliki kemampuan soft approach sehingga pendekatan-pendekatan kemanusiaan juga terus kita lakukan," imbuhnya.

Adapun, pendekatan kemanusiaan melibatkan tokoh daerah, tokoh agama, dan tokoh adat agar situasi kamtibmas bisa dikendalikan.

Dia menyebut, pendekatan yang seimbang itu penting untuk menekan potensi korban di lapangan sekaligus membangun kepercayaan masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X