KONTEKS.CO.ID – Ketua Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (PUSKEP UI), Ali Ahmudi, menegaskan bahan baku nabati memang bisa diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Pernyataan itu menanggapi kehadiran Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!) yang diklaim memiliki kadar RON 98.
“Saya memang belum meneliti hal itu di laboratorium, tapi hal tersebut dimungkinkan,” ujar Ali usai diskusi publik bertajuk “Dampak Etanol terhadap Kualitas BBM” di Kampus UI Salemba, Jakarta, Jumat 7 November 2025.
Baca Juga: Dukungan Membludak, NU dan Muhammadiyah Sepakat Soeharto Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Bobibos Klaim RON 98: Perlu Pembuktian Ilmiah
Ali menjelaskan bahan nabati mengandung hidrokarbon yang bisa dikonversi menjadi energi seperti BBM biasa.
Namun, ia menilai klaim RON 98 perlu dibuktikan secara ilmiah melalui lembaga uji resmi.
“Biasanya hasil kilang minyak mentah saja RON-nya 92. Kalau mau lebih tinggi, biasanya ditambah etanol. Jadi harus transparan, jangan dirahasiakan,” ujarnya menegaskan.
Ali menambahkan, pengembangan BBM nonfosil seperti Bobibos sangat penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Ia mencontohkan Brasil yang sudah lebih dulu memakai bahan bakar E-100 tanpa kandungan fosil.
Baca Juga: Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Polisi Temukan Airsoft Gun dengan Tulisan Welcome to Hell
Bobibos, Energi Baru dari Anak Negeri
Inovasi Bobibos lahir dari tangan M. Ikhlas Thamrin dan timnya setelah riset selama satu dekade.
Bahan bakar ini diklaim ramah lingkungan dan bisa menekan emisi hingga mendekati nol.
“Kami ingin bangsa ini berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan,” kata Ikhlas.
Bahan baku Bobibos berasal dari tanaman lokal yang mudah tumbuh, menjadikannya solusi energi sekaligus penopang ketahanan pangan.
Artikel Terkait
Bobibos, Bahan Bakar Nabati Buatan Indonesia: Murah, Ramah Lingkungan, dan Siap Kurangi Ketergantungan Energi Fosil
Profil Ikhlas Thamrin, dari Aktivis Demo BBM hingga Bikin Bahan Bakar Bobibos
Bobibos Setara RON 98, Ahli Sarankan Gandeng Pertamina dan BRIN