Paku Buwono II adalah raja pertama Kasunanan Surakarta sekaligus raja terakhir Mataram Kartasura.
Nama aslinya Raden Mas Prabasuyasa, putra Amangkurat IV. Pada masa pemerintahannya terjadi Geger Pecinan, yang menyebabkan pusat kerajaan pindah dari Kartasura ke Surakarta pada 1745. Ia wafat pada 1749 dan digantikan oleh putranya.
2. Paku Buwono III (1749-1788)
Raden Mas Suryadi naik takhta pada 15 Desember 1749. Pada masa pemerintahannya lahir Perjanjian Giyanti, yang membagi Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Ia memerintah hampir empat dekade dan wafat pada 1788.
Baca Juga: Perang Taktik di Sidang Korupsi UGM: Dosen Serang Formalitas, Jaksa Tuntut Buktikan Substansi
3. Paku Buwono IV (1788-1820)
Dikenal sebagai Sunan Bagus karena ketampanannya. Nama aslinya Raden Mas Subadya, dan ia dikenal dekat dengan ulama.
Ia meninggalkan banyak karya sastra, seperti Wulang Sunu dan Serat Sasana Prabu, serta mendirikan bangunan penting, termasuk Masjid Agung Surakarta.
4. Paku Buwono V (1820-1823)
Memiliki masa kepemimpinan singkat, hanya tiga tahun, sebelum wafat di usia muda. Ia dikenal memimpin penyusunan Serat Centhini, karya sastra besar yang memuat nilai moral dan budaya Jawa.
5. Paku Buwono VI (1823-1830)
Raden Mas Sapardan naik takhta pada 1823. Ia berupaya menjaga keutuhan Surakarta dari pengaruh kolonial Belanda dan mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro. Paku Buwono VI kemudian diasingkan ke Ambon hingga wafat.
6. Paku Buwono VII (1830-1858)
Raden Mas Malikis Solikin memerintah di masa relatif damai, setelah Perang Diponegoro. Pada masa kepemimpinannya, sastra Jawa berkembang pesat dengan hadirnya pujangga besar Ranggawarsita.
Artikel Terkait
Kehidupan Putri Keraton Solo Usai PB XIII Wafat, GRAj Putri Purnaningrum Tuai Sorotan karena Nikah dengan Pria Nonbangsawan
Jelang Pemakaman PB XIII, Liang Lahad Mulai Digali dan Prosesi Tandu di Imogiri
Raja Solo PB XIII Mangkat, Sri Sultan Doakan Regenerasi Berjalan Baik dan Jaga Tradisi
Lakukan Pertemuan Tertutup dengan Keluarga Keraton Surakarta, Kapolri Pastikan Polri Kawal Pengamanan Prosesi Pemakaman PB XIII
Sumpah Haru di Hadapan Jenazah PB XIII, KGPAA Hamangkunegoro Naik Takhta Sebagai Pakoe Boewono XIV
Suara dari Keluarga Keraton, Benowo Tolak Deklarasi Sepihak Pengganti PB XIII