KONTEKS.CO.ID - Sri Sultan Hamengku Buwono X melayat Raja Solo Pakubuwono XIII di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo, pada Selasa 4 November 2025.
Dalam kesempatan itu, Raja Yogyakarta itu mendoakan agar Surakarta aman dan nyaman. Dia juga berharap serta proses regenerasi di Keraton Solo berjalan dengan baik.
"Karena bagaimana pun kami bagian dari yang harus menjaga tradisi, baik yang di Surakarta maupun di Yogyakarta," ujar Sri Sultan, kepada wartawan usai melayat, Selasa.
Baca Juga: Jelang Laga Pembuka Piala Dunia U-17, Gelandang Muda Timnas Indonesia Optimistis Raih 3 Poin Perdana
Gubernur DI Yogyakarta itu juga berharap Keraton Solo tetap langgeng dan menjadi bagian dari Republik Indonesia. Kemudian, generasi penerusnya bisa tetap menjaga tradisi.
"Harapannya saya juga sama, bagaimana kita bisa mengurus dengan langgeng, menjadi bagian dari Republik," ujarnya.
"Aman-aman saja nyaman-nyaman saja semuanya, dalam perkembangan antar-generasi yang terjadi, sehingga kita juga bersama-sama me-manage dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: Supermoon Akan Hiasi Langit Indonesia pada 5 November, Lebih Besar dari Purnama Sebelumnya
Dalam kesempatan ity, Sri Sultan juga menyampaikan bela sungkawa atas mangkatnya Sinuhun Pakubuwono XIII.
"Saya menyampaikan duka cita, semoga semuanya berjalan lancar," ucapnya.
Sementara, terkait sosok mendiang sinuhun PB XIII, Sri Sultan tak menjawab dengan tegas dan hanya menyebut kenal dengan PB XIII.
"Dalam arti bergaul dan sebagainya kan relatif dan jarang. Kami tidak berani memberikan pemikiran," katanya.
Baca Juga: Anak Buah Prabowo Jawab Tudingan The Guardian yang Sebut IKN Berpotensi Jadi Kota Hantu
Namun, tambah Sri Sultan, komunikasi antara Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta tetap berjalan baik meski diakui jarang diketahui publik.
Artikel Terkait
Geng Solo Masih Bercokol, Prof Ikrar: The Jokowi Legacy Sangat Berbahaya Bagi Indonesia, Enggak Lulus SMP Bisa Jadi Wapres
Kontroversi dan Biodata KGPAA Hamangkunegoro, Putra Mahkota Penerus Takhta Keraton Solo, Pengganti PB XIII
Konflik Keraton Solo: Perebutan Takhta, Seteru Keluarga, dan Harapan Damai
Kehidupan Putri Keraton Solo Usai PB XIII Wafat, GRAj Putri Purnaningrum Tuai Sorotan karena Nikah dengan Pria Nonbangsawan
Memorial PB XIII, Raja Penyatu Keraton Solo: Warisan Sejarah, Badai Suksesi, dan Dualisme Takhta