• Minggu, 21 Desember 2025

BMKG Ingatkan Puncak Hujan Ekstrem pada Desember-Januari, Waspada Bencana Hidrometeorologi

Photo Author
- Sabtu, 1 November 2025 | 18:49 WIB
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (Foto: Dok. BMKG)
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (Foto: Dok. BMKG)

KONTEKS.CO.ID - Indonesia bakal menghadapi puncak musim hujan utama pada akhir 2025 hingga awal 2026, yang berpotensi menimbulkan hujan deras dan bencana hidrometeorologi seperti banjir serta tanah longsor di sejumlah wilayah.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.

“Periode Desember 2025 hingga Januari 2026 menjadi puncak musim hujan utama bagi sebagian besar wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita, Sabtu, 1 November 2025.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Gelar Modifikasi Cuaca 25 Hari ke Depan, Pramono Anung: Cegah Cuaca Ekstrem

Menurut BMKG, wilayah Sumatera bagian Barat, Jawa bagian Barat dan Tengah, serta Kalimantan bagian Barat dan Tengah diprakirakan mengalami puncak hujan pada Desember 2025 hingga Januari 2026.

Sementara itu, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT cenderung mengalami puncaknya lebih lambat, yakni Januari hingga Februari 2026.

“Wilayah Sulawesi bagian Selatan, Maluku bagian Tengah, Papua bagian Selatan puncak musim hujan diperkirakan terjadi antara Desember 2025 dan Januari 2026. Papua bagian Utara dan Sulawesi bagian Utara menunjukkan pola hujan yang relatif merata sepanjang tahun,” tambahnya.

Dirinya juga mengingatkan masyarakat agar tidak hanya waspada, tetapi berada pada fase siaga, karena potensi curah hujan tinggi atau ekstrem akan meningkat signifikan. Hal ini bisa memicu banjir, tanah longsor, dan bencana terkait hujan lebat lainnya.

“Kondisi ini perlu benar-benar diwaspadai, bahkan disiagakan, tidak hanya waspada, tapi fase siaga karena potensi meningkatnya curah hujan tinggi atau ekstrem dan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor semakin meningkat potensinya,” tegasnya.

Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Jabodetabek Sore Ini

Selain itu, BMKG menyebut bahwa fenomena alam seperti aktifnya Monsun Asia dan anomali suhu permukaan laut turut memperkuat intensitas hujan.

Angin Monsun Asia membawa massa udara lembap dari Samudra ke daratan Indonesia, sementara suhu muka laut yang hangat antara +0,5 hingga +3 derajat Celsius memperbesar potensi curah hujan ekstrem.

Dwikorita pun menekankan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan pemerintah daerah serta masyarakat, terutama di wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X