KONTEKS.CO.ID - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti menilai, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto tidak hanya bertentangan dengan semangat reformasi, namun juga mengkhianati sejarah.
Ia bahkan menyinggung berbagai pelanggaran HAM berat di era Orde Baru, mulai dari penembakan misterius, penghilangan paksa, Tragedi 1965–1966, Tanjung Priok, Talangsari, hingga kerusuhan Mei 1998.
“Selain praktik KKN, penghormatan dan perlindungan terhadap HAM juga sangat merosot,” ujar Ray dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Ray Rangkuti: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Puncak Nepotisme Pemerintahan Prabowo
Ia menambahkan, Soeharto juga meninggalkan warisan demokrasi yang rusak di mana partai-partai dikontrol, kebebasan berpendapat ditekan, dan militer digunakan sebagai alat kekuasaan.
Utang Tinggi dan Demokrasi Hancur
Ray mengingatkan, klaim bahwa Soeharto membawa stabilitas ekonomi juga tidak sepenuhnya benar. Di akhir masa pemerintahannya, utang negara justru melonjak tinggi dan perekonomian terpuruk.
“Utang negara mencapai Rp551,4 persen atau sekitar 57,7 persen dari PDB. Bandingkan dengan utang RI tahun 2025 sebesar Rp10.269 triliun alias hanya 39,13 persen dari PDB,” ujarnya.
Dengan kerusakan pada tiga pilar bernegara yakni pemerintahan bersih, penghormatan HAM, dan demokrasi, Ray mempertanyakan dasar moral dan historis dari penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
“Pada tindakan apa dan teladan apa yang membuat Soeharto layak disebut pahlawan?” tanya dia.
Gelar Pahlawan Kehilangan Makna Agung
Lebih jauh dirinya menyebut, penetapan Soeharto sebagai pahlawan bukan hanya mencederai memori sejarah, namun juga menghancurkan nilai luhur kepahlawanan itu sendiri.
“Pemberian gelar pahlawan Soeharto adalah sikap politik subjektif pemerintahan Prabowo yang didasarkan pada ajaran nepotisme Soeharto,” katanya.
“Bila Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan, maka nilai atau prinsip penting seorang pahlawan menjadi kabur," timpal Ray.
Artikel Terkait
PDIP Sebut Ada Tujuan Politik Tertentu di Balik Ngototnya Fadli Zon Ingin Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional
Hendardi: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Nodai Akal Sehat dan Pengkhianatan Terhadap Reformasi
Respons Titiek Soeharto Soal Usulan dan Penolakan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Alhamdulillah, Terima Kasih
Ray Rangkuti: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Puncak Nepotisme Pemerintahan Prabowo