• Minggu, 21 Desember 2025

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Aktivis 98: Gelar Kepahlawanan Kehilangan Makna Agung

Photo Author
- Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:15 WIB
Mantan Presiden Soeharto dinilai tidak pantas mendapat gelar Pahlawan Nasional (Foto: Instagram/@jejaksoeharto)
Mantan Presiden Soeharto dinilai tidak pantas mendapat gelar Pahlawan Nasional (Foto: Instagram/@jejaksoeharto)

KONTEKS.CO.ID - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti menilai, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto tidak hanya bertentangan dengan semangat reformasi, namun juga mengkhianati sejarah.

Ia bahkan menyinggung berbagai pelanggaran HAM berat di era Orde Baru, mulai dari penembakan misterius, penghilangan paksa, Tragedi 1965–1966, Tanjung Priok, Talangsari, hingga kerusuhan Mei 1998.

“Selain praktik KKN, penghormatan dan perlindungan terhadap HAM juga sangat merosot,” ujar Ray dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Oktober 2025.

Baca Juga: Ray Rangkuti: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Puncak Nepotisme Pemerintahan Prabowo

Ia menambahkan, Soeharto juga meninggalkan warisan demokrasi yang rusak di mana partai-partai dikontrol, kebebasan berpendapat ditekan, dan militer digunakan sebagai alat kekuasaan.

Utang Tinggi dan Demokrasi Hancur

Ray mengingatkan, klaim bahwa Soeharto membawa stabilitas ekonomi juga tidak sepenuhnya benar. Di akhir masa pemerintahannya, utang negara justru melonjak tinggi dan perekonomian terpuruk.

“Utang negara mencapai Rp551,4 persen atau sekitar 57,7 persen dari PDB. Bandingkan dengan utang RI tahun 2025 sebesar Rp10.269 triliun alias hanya 39,13 persen dari PDB,” ujarnya.

Dengan kerusakan pada tiga pilar bernegara yakni pemerintahan bersih, penghormatan HAM, dan demokrasi, Ray mempertanyakan dasar moral dan historis dari penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

“Pada tindakan apa dan teladan apa yang membuat Soeharto layak disebut pahlawan?” tanya dia.

Gelar Pahlawan Kehilangan Makna Agung

Lebih jauh dirinya menyebut, penetapan Soeharto sebagai pahlawan bukan hanya mencederai memori sejarah, namun juga menghancurkan nilai luhur kepahlawanan itu sendiri.

Baca Juga: Hendardi: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Nodai Akal Sehat dan Pengkhianatan Terhadap Reformasi

“Pemberian gelar pahlawan Soeharto adalah sikap politik subjektif pemerintahan Prabowo yang didasarkan pada ajaran nepotisme Soeharto,” katanya.

“Bila Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan, maka nilai atau prinsip penting seorang pahlawan menjadi kabur," timpal Ray.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X