KONTEKS.CO.ID - Satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditandai oleh kemunduran dalam hal penegakan hukum.
Lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) memberi catatan serius, yakni TNI dan Polri dinilai gagal menjalankan fungsi hukum secara adil dan akuntabel.
Dalam evaluasi terbarunya, Celios memberikan nilai mengecewakan bagi kedua institusi keamanan negara.
Baca Juga: Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Gagal Penuhi Harapan, Elektabilitas Anjlok Signifikan
"Survei Celios menunjukkan Polri hanya mendapat nilai 2 dari 10 dan TNI 3 dari 10, dengan 75 persen publik menilai penegakan hukum buruk atau sangat buruk, dan 43 persen menilai pemberantasan korupsi tidak efektif. Data ini menunjukkan bahwa supremasi hukum belum menjadi prioritas dalam satu tahun pertama pemerintahan," ungkap Peneliti Hukum Celios, Muhammad Saleh, dalam keterangannya, seperti dikutip pada Senin, 20 Oktober 2025.
Tidak hanya buruk dari sisi performa, institusi Polri disebut mengalami krisis kepercayaan publik yang akut. Menurut Celios, kondisi ini memunculkan desakan kuat dari masyarakat untuk melakukan reformasi total hingga pergantian pucuk pimpinan Polri, yakni Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
“Polri dan TNI masih bekerja dengan logika represi, bukan hukum. Dalam peristiwa demonstrasi Agustus–September 2025, merujuk data YLBHI, terdapat 960 orang termasuk 265 anak ditetapkan tersangka, banyak yang ditangkap tanpa bukti, disiksa, dan dibungkam lewat stigma 'anarko' dan 'makar'. Polri kehilangan legitimasi moral di mata publik,” tegas Saleh.
Celios mencatat adanya tren penurunan tajam dibanding hasil survei 100 hari pertama pemerintahan. Saat itu, TNI masih mendapat skor 6 dari 10. Namun kini, nilainya anjlok ke angka 3, mencerminkan memburuknya persepsi publik dalam waktu relatif singkat.
Tidak berhenti sampai di situ, Celios juga menyasar kebijakan kontroversial revisi Undang-Undang TNI yang dianggap memperluas dominasi militer dalam urusan sipil dan ekonomi.
Keterlibatan TNI dalam program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), proyek pangan, hingga Proyek Strategis Nasional (PSN), dinilai sebagai bentuk penyimpangan peran militer dari prinsip demokrasi sipil.
Sebagai catatan, survei ini melibatkan 120 jurnalis dari 60 media nasional serta 1.338 responden dari berbagai wilayah di Indonesia.
Evaluasi dilakukan menggunakan dua pendekatan utama: panel ahli (expert judgement) dan survei publik yang dilakukan secara mendalam dan transparan antara 30 September hingga 13 Oktober 2025.
Temuan Celios ini menjadi cermin buram tahun pertama kepemimpinan Prabowo–Gibran dalam bidang supremasi hukum, serta menjadi alarm keras bagi para pembuat kebijakan di Jakarta.***
Artikel Terkait
Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasaruddin Umar dan Purbaya Jadi Menteri dengan Kinerja Memuaskan
Ada Bahlil hingga Pigai, Berikut 10 Menteri dengan Kinerja Terburuk Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Versi Celios
Setahun Prabowo-Gibran: Celios Beri Rapor Merah, Mayoritas Publik Dorong Reshuffle Besar-besaran
Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Gagal Penuhi Harapan, Elektabilitas Anjlok Signifikan