KONTEKS.CO.ID - Kasus paparan radioaktif di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, bikin publik heboh.
Temuan radiasi Cesium-137 (Cs-137) dengan intensitas tinggi membuat banyak orang membandingkannya dengan tragedi nuklir Chernobyl di Ukraina.
Tapi, apakah keduanya benar-benar sebanding?
Radiasi di Cikande Bukan Selevel Chernobyl
Pemeriksaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Bapeten mendeteksi kadar radiasi mencapai 33.000 mikrosievert per jam, atau sekitar 875 ribu kali di atas ambang normal.
Angka ini memang ekstrem, tapi berbeda jauh dari Chernobyl yang melibatkan ledakan reaktor nuklir dan pelepasan material radioaktif lintas negara.
Radiasi di Cikande diduga berasal dari limbah industri logam, bukan dari fasilitas nuklir.
Baca Juga: Kisah Pembajakan Pesawat Tahun 1970 Jadi Inspirasi Film Korea Terbaru Good News di Netflix
Artinya, tidak ada ledakan reaktor, tidak ada pelepasan multi-nuklida, dan belum ada penyebaran lintas wilayah.
Meski begitu, potensi bahaya jangka panjang tetap nyata, terutama bagi pekerja dan warga sekitar.
Dampak dan Respons Pemerintah
Pemerintah bergerak cepat.
Baca Juga: Ungkap Dugaan Korupsi EDC BRI, Penyidik KPK Periksa Direktur Finnet Indonesia
Zona merah sudah ditetapkan, pemetaan radiasi dilakukan, dan tim dekontaminasi mulai bekerja.
Sembilan orang dilaporkan terpapar Cs-137, kini dalam pengawasan medis Kementerian Kesehatan.
Artikel Terkait
Rumah Sebagian Warga di Cikande yang Terdampak Radiasi Radioaktif Cesium Bakal Dikosongkan
Cikande Banten Terpapar Radioaktif Cs-137, DPR Ingatkan Dampak Mengerikan: Kerusakan Saraf hingga Risiko Kanker
Polri Mulai Sidik Kasus Radiasi Cesium-137 Cikande, Penyidik Telusuri Sumber Radiasi
Menteri LHK: Petugas Dekontaminasi 10 Titik Positif Cesium-137 di Cikande
Menteri Hanif: Pencemaran Radioaktif Cesium-137 di Cikande Akibat Kelalaian PT Peter Metal Technology