• Senin, 22 Desember 2025

Fakta Baru G30S: Dokter Forensik Tegaskan Tak Ada Penyiksaan Enam Jenderal

Photo Author
- Selasa, 30 September 2025 | 16:31 WIB
Kesaksian forensik enam jenderal korban G30S berbeda dari versi Orde Baru. (X @tanyarlfes)
Kesaksian forensik enam jenderal korban G30S berbeda dari versi Orde Baru. (X @tanyarlfes)

KONTEKS.CO.ID - Selama puluhan tahun, publik mengenal kisah enam jenderal korban G30S/PKI sebagai korban penyiksaan keji.

Narasi ini populer lewat film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI karya Arifin C Noer yang diputar secara wajib di era Orde Baru.

Namun, kesaksian dokter forensik dan dokumen otopsi justru menyebut hal berbeda.

Baca Juga: Antony Salim, Hartono, Hingga Prajogo Pangestu: 50 Konglomerat Kompak Dukung Patriot Bonds Rp50 Triliun

Dalam wawancara bersama Alfred D. Ticoalu yang kemudian dibukukan pada 2015, dokter forensik Dr Liauw Yan Siang menegaskan tidak menemukan tanda-tanda penyiksaan.

“Ya kalau enggak ada luka tusuk, enggak ada luka iris, enggak ada mutilasi, ya konklusi saya, ya enggak ada juga,” katanya, dikutip pada Selasa, 30 September 2025.

Bung Karno Minta Otopsi Dipercepat

Dr Liauw mengungkapkan, isu penyiksaan para jenderal sudah ramai beredar sebelum hasil otopsi keluar. Untuk meluruskan kabar tersebut, Presiden Soekarno meminta agar laporan otopsi segera dirampungkan.

“Bung Karno itu minta ini selekas mungkin. Ingatan saya itu karena adanya berita-berita penganiayaan jenderal-jenderal itu. Makanya dia mau menentang desas-desus ini. Bahwa tidak terjadi penganiayaan,” ujarnya.

Baca Juga: Puluhan Konglomerat RI Kompak Borong Patriot Bonds Rp51,75 Triliun: Dari Budi Hartono hingga Prajogo Pangestu

Dokumen Otopsi: Luka Tumpul, Bukan Siksaan

Sejarawan Ben Anderson dalam jurnalnya How Did The Generals Die? juga memuat dokumen hasil otopsi enam jenderal.

Lima dokter forensik menyebut tidak ada tanda-tanda mutilasi maupun luka akibat penyiksaan. Luka yang ditemukan berupa trauma benda tumpul dan tembakan.

Contohnya, Jenderal S Parman dinyatakan tewas akibat lima luka tembak, dua di antaranya mengenai kepala.

Kerusakan pada jenazah lebih disebabkan kondisi lembap di Lubang Buaya, bukan perlakuan sadis seperti digambarkan film.

Baca Juga: APBN Jebol Ratusan Triliun Gara-Gara Subsidi demi Rakyat Bayar Murah Pertalite hingga LPG 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X