KONTEKS.CO.ID - Proses pemilihan Kapolri baru menempatkan Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah dilema fundamental antara dua sistem yang saling bertentangan, yakni merit system dan "urut kacang" atau sistem senioritas.
Menurut psikolog forensik Reza Indragiri Amriel, pilihan apa pun yang diambil akan memiliki risiko yang sama besarnya bagi masa depan institusi Polri.
Reza menyoroti adanya sifat mendua di internal Polri. Di satu sisi, banyak anggota yang mengeluhkan vakumnya merit system, di mana promosi tidak didasarkan pada kinerja dan potensi, melainkan cenderung pukul rata.
Baca Juga: Tragis! Remaja Cantik Tewas Usai Implan Payudara, Sang Ayah Bongkar Fakta Mengejutkan
"Idealnya mereka-mereka yang punya potensi lebih baik, punya kinerja lebih positif, mereka harus lebih maju karirnya," jelas Reza dalam video yang tayang di kanal Youtube Hendri Satrio Official pada Jumat, 26 September 2025.
Namun, di sisi yang lain, ketika merit system diterapkan dan ada perwira berprestasi yang "melompat" mendahului seniornya, hal itu justru dipersoalkan karena dianggap mengganggu tradisi "urut kacang".
Langkah ini dikhawatirkan dapat menciptakan destabilisasi internal. Hal ini merujuk pada kritik yang dilontarkan Megawati Soekarnoputri terkait pengangkatan Kapolri sebelumnya yang melompati beberapa angkatan.
"Berarti yang mana sebetulnya mau dipilih?" tanya Reza retoris. Dilema inilah yang harus dihadapi Presiden Prabowo.
Memilih berdasarkan merit system akan mendatangkan maslahat lebih besar bagi masyarakat, karena menempatkan figur paling kompeten di pucuk pimpinan. Namun, langkah ini berisiko mengguncang soliditas internal Polri.
Sebaliknya, memilih berdasarkan "urut kacang" demi menjaga stabilitas dan tradisi internal, berisiko menempatkan pemimpin yang mungkin kurang kompeten atau tidak memiliki visi reformasi yang kuat.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Menggeliat, Muntahkah 88 Kali Guguran Lava dalam Sepekan
Pilihan ini juga bisa diartikan sebagai pengabaian terhadap prinsip profesionalisme. Menurut Reza, karena negara belum konsisten dalam memilih antara dua sistem ini, proses pemilihan Kapolri menjadi isu yang sangat rumit dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pada akhirnya, pilihan Presiden Prabowo akan menjadi cerminan dari prioritas utamanya.
Artikel Terkait
Polri Pulangkan Eks Bos Investree Adrian Gunadi Dari Qatar, Komitmen Kejar Buronan Lintas Negara
Kapolri Sigit Beberkan Tugas Tim Akselerasi Reformasi Polri, Selaras dengan Komite Reformasi Presiden
Ada Mahfud MD dan Jimly, Yusril: Komite Reformasi Polri Paling Lambat Diumumkan Pertengahan Oktober
Akhir Pelarian Bos Investree Adrian Gunadi, dari Qatar ke Rutan Bareskrim Polri
Mutasi Polri, Jenderal Listyo Sigit Mutasi 2 Teman Satu Angkatannya di Akpol 1991