• Minggu, 21 Desember 2025

Aryanto Sutadi: Ganti Kapolri Itu Urusan Politik, Masalah Sebenarnya Perilaku Polisi di Lapangan!

Photo Author
- Jumat, 26 September 2025 | 08:24 WIB
Irjen Pol. Purn. Drs. Aryanto Sutadi (Tangkapan Layar Kanal Youtube Unpacking Indonesia)
Irjen Pol. Purn. Drs. Aryanto Sutadi (Tangkapan Layar Kanal Youtube Unpacking Indonesia)

KONTEKS.CO.ID - Purnawirawan Jenderal Polisi, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, menilai bahwa diskursus reformasi Polri yang berkembang di ruang publik saat ini seringkali bias dan salah sasaran.

Menurutnya, desakan yang mengarah pada pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lebih didominasi oleh sentimen politik ketimbang keinginan tulus untuk memperbaiki institusi secara fundamental.

Aryanto menegaskan, masalah utama yang membuat citra Polri terdegradasi di mata masyarakat bukanlah soal siapa yang menduduki pucuk pimpinan, melainkan perilaku sehari-hari para anggota di lapangan.

Baca Juga: RUPTL 2025–2034: Janji Hijau PLN Cuma Manis di Dokumen, Pahit di Batu Bara

"Sebetulnya kalau kita mau jujur ya, Pak, itu polisi itu dianggap sekarang tubuh brengsek ya. Itu adalah karena perilaku yang di depan itu, Pak, yang kurang baik," ungkap Aryanto dalam video di kanal Youtube Unpacking Indonesia pada Kamis, 25 September 2025.

Aryanto memisahkan secara tegas dua ranah reformasi. Pertama adalah reformasi tingkat tinggi yang bersifat politik dan strategis.

Ini mencakup isu-isu seperti perubahan Undang-Undang Kepolisian, reposisi kelembagaan Polri, hingga pergantian Kapolri yang merupakan hak prerogatif Presiden.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Ditantang Tagih Dana BLBI yang Dinikmati Bank BCA: Rp60 Triliun, Belum Termasuk Bunga!

Menurutnya, ranah ini adalah domain para politisi dan tim reformasi bentukan Presiden. Namun, yang kedua dan menurutnya lebih mendesak adalah reformasi kultural. Inilah yang menjadi akar dari ketidakpuasan publik.

Ia menyoroti bahwa masalah nyata yang dirasakan masyarakat adalah kultur hedonisme yang menjangkiti para jenderal hingga prajurit , arogansi, pungutan liar, serta pelayanan yang buruk saat warga melapor.

"Padahal yang terjadi bukan itu kan, Pak. Yang terjadi kan hanya tampilan-tampilan di depan itu tadi yang bisa dirubah secara cepat," tambahnya.

Baca Juga: China Open 2025: Sempet Rebut Set Pertama, Petenis RI Janice Tjen Harus Akui Ketangguhan Aliaksandra Sasnovich

Ia menyayangkan narasi reformasi yang kerap ditunggangi kepentingan politik, seperti isu "Geng Solo" atau "Parcok" (Partai Coklat), yang mengaburkan masalah sebenarnya.

Bagi Aryanto, fokus pada penggantian Kapolri adalah sebuah penyederhanaan masalah yang tidak akan menyelesaikan keluhan riil masyarakat jika budaya di tingkat bawah tidak diubah secara drastis.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X