KONTEKS.CO.ID - Eks Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD, memberi apresiasi atas langkah Presiden Prabowo Subianto yang merombak Kabinet Merah Putih usai gelombang demonstrasi besar akhir Agustus 2025.
Salah satu keputusan paling menonjol adalah pergantian Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dengan Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut Mahfud, keputusan tersebut menunjukkan respons cepat pemerintah terhadap keresahan masyarakat.
“Mantap, dua jempol,” ujar Mahfud sembari mengacungkan jempol saat hadir di siniar Curhat Bang Denny Sumargoyang tayang Kamis, 11 September 2025.
Baca Juga: Tom Lembong: Kalau Mau Masuk Politik, Berhentilah Berbisnis!
Mahfud menjelaskan, kerusuhan yang terjadi kala itu merupakan akumulasi ketidakpuasan rakyat akibat aspirasi yang tak terjawab.
Ia menilai penanganan situasi pascademonstrasi harus dilakukan dalam dua tahap: langkah cepat (quick win) untuk meredakan keadaan, serta langkah jangka menengah hingga panjang yang lebih mendasar.
“Langkah pertama, apapun caranya keadaan harus segera normal. Itu dilakukan Presiden Prabowo dengan memerintahkan Polri dan TNI bergerak. Hasilnya, situasi cepat mereda,” ucap Guru Besar Hukum Tata Negara itu.
Setelah stabil, lanjut Mahfud, Presiden mengambil langkah lanjutan dengan melakukan reshuffle.
Baca Juga: Pemerintah Sita 148 Hektare Tambang Nikel di Halmahera Tengah Milik China
“Kita semua memang mendorong reshuffle, karena ada pejabat yang tidak profesional, bermasalah secara politik, bahkan terindikasi pelanggaran hukum. Jadi menurut saya langkah ini tepat,” katanya.
Artikel Terkait
Isu Terpanas Reshuffle Kabinet Merah Putih: Prabowo Dikabarkan Ganti Menkeu Sri Mulyani dengan Kepala LPS Purbaya Yudhi Sadewa
Reshuffle Kabinet Prabowo: Sri Mulyani Lengser, Kementerian Haji Resmi Dibentuk, Ini Daftar Lengkapnya!
Mengenal Sosok Ferry Juliantono, Eks Tapol Era SBY Kini Jadi Menteri Koperasi Kabinet Prabowo
Antiklimaks, Beban Kerja Sulit Diterima Penyebab Sri Mulyani Terdepak dari Kabinet Prabowo
Reshuffle Kabinet, Transformasi dari Dejokowinisasi ke Gerindranisasi