KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto tak segan memberi sindiran pedas kepada direksi BUMN dalam acara APKASI Otonomi Expo 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Menurutnya, ada pejabat yang merasa perusahaan milik keluarganya sendiri.
“Direksi‑direksi BUMN merasa kayak jadi raja saja. Kayak perusahaannya punya neneknya sendiri,” ujarnya dengan sinis saat disiarkan daring pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Baca Juga: 30 Wamen Rangkap Jabatan Komisaris BUMN, MK Kasih Waktu Dua Tahun untuk Mundur
Danantara Jadi Saham Bangsa: SWF Indonesia Masuk 5 Besar Dunia
Prabowo juga mengingatkan pentingnya pengelolaan aset BUMN agar efektif dan profesional.
Dia menyebut, kekayaan yang dikonsolidasikan ke Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) kini nilainya menyentuh USD 1.000 miliar, menjadikan Indonesia salah satu pengelola dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) terbesar di dunia.
“Sovereign wealth fund kita sekarang mungkin kelima ya. Kelima di dunia... (Ini) tidak main‑main,” ucap Prabowo dengan penuh tekanan.
Baca Juga: Dilarang MK, Ini Daftar Wakil Menteri Rangkap Jabatan Komisaris BUMN, Wajib Mundur!
Tantiem Dihapus Jika Rugi, Evaluasi Direksi Ditegaskan
Kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin, Prabowo juga berpesan untuk lebih awas terhadap perilaku direksi yang merugikan publik.
Selain itu, dia memberi instruksi tegas kepada Danantara. "Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiem‑nya Rp40 miliar setahun... direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi, dan untungnya harus untung benar, jangan untung akal‑akalan,” katanya dengan tegas.
Beliau juga meminta agar jumlah komisaris dibatasi, dan performa mereka dievaluasi ketat agar tidak semata mengulik keuntungan saat perusahaan justru merugi.
Baca Juga: Kementerian Haji dan Umrah Disetujui, Ini Biodata Gus Irfan Yusuf Calon Kuat Menteri
Momentum Reformasi Tata Kelola BUMN Tanpa Basa-Basi
Sindiran, ancaman penghapusan tantiem, hingga sorotan terhadap Danantara sebagai pengelola aset negara besar adalah sinyal kuat yaitu Prabowo serius membenahi tata kelola BUMN secara menyeluruh.
Kalimat tegas “kalau tidak bener, keluar saja” menunjukkan bahwa era toleransi terhadap perilaku nepotistik dan tidak profesional sudah usai. Publik tentu menaruh harapan bahwa reformasi ini sungguh berlanjut, tidak hanya sebagai pencitraan.***
Artikel Terkait
Prabowo dan Bahlil Gelar Pertemuan Tiga Jam, Bicara Koalisi Hingga Program Pemerintah
Di-OTT KPK, Noel Kena Prank Prabowo?
Luhut Beberkan Restu Prabowo untuk Proyek Bank Genetik, Fokus Jaga Biodiversitas dan Produksi Bibit Pertanian Unggul
Prabowo Ngaku Malu dengan Perbuatan Immanuel Ebenezer, Sebut Kasihan karena Noel Tak Ingat Anak Istri
Presiden Prabowo: Kalau Saya Brengsek, Saya Bisa Diganti