KONTEKS.CO.ID - Indonesia berencana meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) menjadi 60 juta ton per tahun pada 2030, yang berarti naik dari 48,2 juta ton pada 2024.
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyatakan rencana itu sebagai bagian dari pengembangan komoditas secara maksimal.
Apalagi pertumbuhan produksi CPO selama lima tahun ke depan ini diperkirakan mencapai 24,8 persen.
Baca Juga: Minyak Sawit Indonesia Jadi Preseden Tarif Dagang Nol Persen di AS
“Pada 2030 ditargetkan produksi CPO bisa mencapai 60 juta ton, sehingga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, oleokimia, hingga bahan bakar nabati,” kata Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman.
Badan tersebut mencatat permintaan CPO terus meningkat di sektor pangan, biofuel, dan oleokimia, sementara angka ekspor juga terus naik.
Target 60 juta ton per tahun pada 2030 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi domestik, biofuel, oleokimia, serta permintaan internasional terhadap produk Indonesia.
Untuk mencapai target tersebut, BPDP telah melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia, termasuk beasiswa dan pelatihan teknis bagi petani kelapa sawit.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan daya saing.
Pemerintah juga telah meluncurkan program restorasi perkebunan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
Baca Juga: Biodiesel Sawit Mampu Menghemat Devisa Indonesia Rp59,51 Triliun, Begini Perhitungannya
Sebelumnya, diketahui Pemerintah sedang berupaya mendapatkan tarif nol dari Amerika Serikat untuk ekspor kakao, kopi, dan minyak sawit.***
Artikel Terkait
Indonesia dan Malaysia Bikin Harga Minyak Sawit Dunia Diproyeksi Tembus Rp19,6 Juta per Ton
Malaysia dan Indonesia Bersatu Lindungi Produsen Minyak Sawit
Kejagung Tetapkan Putri Bos Sawit Surya Darmadi Buronan Pencucian Uang
Harga Naik, Daya Saing Sawit Indonesia Tertekan