• Senin, 22 Desember 2025

Sasmito Hadinagoro Desak Pemerintah Hentikan Subsidi Rekap BCA dan Usut Skandal BLBI

Photo Author
- Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:49 WIB
Diskusi publik bertajuk “Pencegahan Budaya Korupsi Keuangan Negara yang Merajalela Setelah NKRI 80 Tahun Merdeka” digelar di Kampus UST, Yogyakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
Diskusi publik bertajuk “Pencegahan Budaya Korupsi Keuangan Negara yang Merajalela Setelah NKRI 80 Tahun Merdeka” digelar di Kampus UST, Yogyakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

KONTEKS.CO.ID - Diskusi publik bertajuk “Pencegahan Budaya Korupsi Keuangan Negara yang Merajalela Setelah NKRI 80 Tahun Merdeka” digelar di Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yogyakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

Forum ini menghadirkan ekonom senior Prof. Dr. Sri-Edi Swasono dan Ketua Lembaga Pengkajian Ekonomi Keuangan Negara (LPEKN), H.M. Sasmito Hadinagoro.

Dalam paparannya, Sasmito menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah yang masih memberikan subsidi bunga rekapitalisasi perbankan.

Menurutnya, kebijakan tersebut hanya menguntungkan kelompok bank besar, termasuk Bank Central Asia (BCA), namun membebani keuangan negara.

Baca Juga: KPK Minta Informasi dari Bareskrim Polri soal Kasus TPPU Setya Novanto

“Stop pemberian subsidi bunga rekap dari APBN. Itu semua berasal dari pajak rakyat yang sudah ngos-ngosan. Pemerintah harus punya political will untuk tidak lagi menghidupi bankir bandit," ujar Sasmito.

Soroti BCA Gate dan Skandal BLBI

Sasmito juga menyinggung kembali kasus lama Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) serta penjualan saham mayoritas BCA.

Menurutnya, proses akuisisi BCA penuh kejanggalan dan merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

Poin kritik utama yang disampaikan Sasmito yang utama adalah mengenai: 

Baca Juga: Korban Jiwa Kebakaran Sumur Minyak di Blora Bertambah, Begini Penanganan Terbaru

Harga Jual BCA Terlalu Murah

Pemerintah pada era Presiden Megawati disebut hanya menjual 51% saham BCA dengan nilai sekitar Rp5 triliun.

Padahal, nilai aset BCA ketika itu, termasuk obligasi rekap dan bunga, disebut mencapai lebih dari Rp200 triliun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X