• Minggu, 21 Desember 2025

Kementerian UMKM Dorong Merdeka Ekonomi Melalui Kopdes Merah Putih

Photo Author
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:01 WIB
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik.

 


KONTEKS.CO.ID
- Di tengah semangat peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, pemerintah kembali menegaskan arti kemerdekaan bukan hanya kebebasan dari penjajahan fisik, tetapi juga mencakup kemerdekaan di bidang ekonomi.

Salah satu wujudnya adalah peluncuran 80.081 kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) oleh Presiden Republik Indonesia pada 21 Juli 2025, sebagai kendaraan bersama untuk mendorong kemandirian desa, khususnya bagi pegiat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bahkan mengibaratkan konsep koperasi seperti seikat lidi. Satu lidi lemah, tapi jika ratusan lidi disatukan akan menjadi kekuatan besar yang mampu menyapu bersih tantangan.

Baca Juga: Tom Lembong Ungkap Alasan Terima Abolisi, tapi Tetap Cari Keadilan Melalui Jalur Yudikatif

“Koperasi adalah alat bagi mereka yang masih lemah, untuk berjuang bersama. Tapi kalau bersatu, mereka jadi kekuatan. Dari ekonomi lemah menjadi ekonomi yang kuat,” kata Presiden Prabowo.

Sejalan dengan hal tersebut, bagi Kementerian UMKM, KDMP memiliki fungsi sebagai agregator dalam menghimpun kekuatan para pengusaha UMKM agar mampu memenuhi skala ekonomi yang dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan.

Menurut Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik, melalui koperasi, UMKM yang selama ini berjalan sendiri-sendiri dapat membentuk klaster usaha yang terorganisir, mengakses pembiayaan dengan lebih mudah, memperoleh bahan baku dengan harga efisien, dan memperluas jaringan pemasaran. Bahkan, terbuka untuk mendapatkan akses inovasi teknologi dan kemitraan.

Baca Juga: Harta Sudewo Bupati Pati Rp31,5 Miliar dari Toyota Alphard, BMW X5 hingga 31 Tanah di Seluruh Jawa

“Tantangan terbesar UMKM saat ini adalah beroperasi dalam skala serba terbatas sehingga biaya produksi tinggi, produktivitas rendah, dan akses ke pasar maupun pembiayaan menjadi terbatas,” ujar Riza di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.

“Koperasi adalah pilihan paling rasional untuk mengatasi ini, dengan berhimpun dalam KDMP, UMKM mendapatkan kepastian pasar, pasokan bahan baku, dan peluang untuk tumbuh pesat,” ujarnya lagi.

Riza menegaskan bahwa UMKM dan koperasi bukanlah dua entitas yang saling bersaing atau berhadap-hadapan, melainkan bagian dari satu ekosistem yang saling menguatkan. Koperasi menjadi “kendaraan” yang membawa UMKM menuju jenjang yang lebih tinggi, sementara UMKM sebagai anggota koperasi adalah “mesin penggerak” yang memastikan koperasi tetap hidup dan produktif.

Baca Juga: Merek AS Terkapar di Pasar Muslim, Lokal Panen Untung

Melalui model ini, UMKM dapat menghimpun volume produksi dalam jumlah memadai, menurunkan biaya operasional, dan mendapatkan standar mutu yang konsisten. Hal ini sangat penting untuk membuka akses pasar yang lebih besar, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X