"Masih banyak tokoh bangsa , para guru besar, aktivis senior, yang konsen terhadap kondisi bangsa dan tantangan negara khusuanya soal geopolitik dan pertarungan ekonomi," paparnya.
Ia melihat kegiatan ini senagai ajang konsolidasi para mantan aktivis yang masih memperjuangan cita-cita reformasi.
"Sebagai aktivis harus selalu bersiap terhadap kondisi seperti apapun, kita bisa menjadi mitra yang baik untuk mengkritisi pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, atau bisa jadi bekolaborasi dengan kekuatan rakyat, buruh dan mahasiswa untuk menjadi pendobrak terhadap kekuaasaan yang zolim," tegas Antoni
Lebih lanjut Antoni menekankan bagaimana esensi sebuah bangsa berdemokrasi yang baik.
"Demokrasi bukan hadiah, tetapi hasil perjuangan yang harus terus dipertahankan. Kedaulatan rakyat bukan slogan, tetapi prinsip yang harus diwujudkan dalam sistem hukum, ekonomi, dan sosial," sebutnya.***
Artikel Terkait
Gelar Pahlawan untuk Soeharto Diprotes Aktivis 98, Mencederai Semangat Reformasi
Aktivis 98: Pernyataan Fadli Zon Mengingkari Luka Bangsa dan Mengkhianati Kebenaran Sejarah
Denny JA Protes Tantiem Dihapus, Aktivis 98 Desak Presiden Pecat dari Komisaris Utama Pertamina Hulu
Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Sinyal Prabowo Mulai Tinggalkan Jokowi
Usai Hasto Dapat Amnesti, KPK Deteksi Keberadaan Harun Masiku di Luar Kota
Retret dan Konsolidasi Nasional Aktivis 98 Indonesia: Desak Presiden Prabowo Ganti Pejabat yang Tak Kompeten
Tom Lembong Laporkan 3 Hakim ke KY, Komisi III DPR: Harus Disertai Bukti Kuat