• Minggu, 21 Desember 2025

Retret dan Konsolidasi Nasional Aktivis 98 Indonesia: Desak Presiden Prabowo Ganti Pejabat yang Tak Kompeten

Photo Author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 17:34 WIB
Retret dan Konsolidasi Nasional Aktivis 98 (Foto: Istimewa untuk Konteks.co.id)
Retret dan Konsolidasi Nasional Aktivis 98 (Foto: Istimewa untuk Konteks.co.id)


KONTEKS.CO.ID - Puluhan Aktivis 98 menggelar Retret dan Konsolidasi Nasional Aktivis 98 Indonesia.

Kegiatan berlangsung selama 2 hari di Bumi Perkemahan Lor Sambi, Dusun Sambi, Pakembinangun, Pakem, Slemanm Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 9-10 Agustus 2025.

Kegiatan dihadiri dari perwakilan aktivis 98 dari berbagai daerah. Di antaranya dari Lampung, Jakarta, Bandung, NTB, Kaltim, Medan, Surabaya, Cirebon, Surabaya, dan Yogyakarta sebagai tuan rumah.

Baca Juga: Umi Tatu, Ibunda Uje Diperiksa Polisi soal Dugaan Penipuan Umrah, Pastikan Umi Pipik Tak Terlibat

Dalam acara, Presidium Aktivis 98 menyoroti sejumlah persoalan bangsa mendesak. Mulai dari lemahnya kinerja sejumlah pembantu presiden, kebijakan perpajakan yang membebani rakyat, hingga potensi oligarki dalam pembentukan super holding BUMN Danantara.

Selain itu, mereka juga mengkritisi kebijakan insentif pajak yang dinilai tidak tepat sasaran dan membebani rakyat.

Para aktivis 98 itu menuntut kebijakan pajak yang adil dan berpihak pada rakyat segera diterapkan. Menurut mereka, pemberian insentif yang terlalu menguntungkan korporasi besar berpotensi memperlebar kesenjangan ekonomi dan mengurangi penerimaan negara dari sektor yang seharusnya berkontribusi lebih.

Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan Tiga Kodau, Ini Para Panglimanya

Para aktivis itu pun mendesak Presiden Prabowo melakukan reshuffle kabinet untuk memastikan hanya pejabat berintegritas dan berpihak pada rakyat yang menduduki posisi kunci pemerintahan.

Ketua Aktivis 98 Indonesia, Surya Wijaya mengatakan, desakan tersebut muncul usai melihat lemahnya kinerja sejumlah menteri dalam menjalankan program-program strategis pemerintah.

Termasuk, membuat sejumlah kebijakan yang dinilai menghambat pencapaian visi pemerintahan dan memperburuk kepercayaan publik.

Baca Juga: Kata Wamendikti Saintek Stella Christie, Siswa Bisa Belajar Matematika dan Bahasa Inggris Lewat Menu MBG

"Kami melakukan konsolidasi nasional ini berawal dari kegelisahan melihat kondisi bangsa hari ini. Kabinet sekarang ini kinerjanya kurang baik. Ada beberapa program yang bagus, tapi karena kinerja menteri-menterinya tidak layak, program tersebut tidak berjalan sesuai harapan," ujar Surya Wijaya usai retret, Minggu 10 Agustus 2025.

Surya mencontohkan, program populer seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya dijalankan secara profesional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X