• Senin, 22 Desember 2025

Hari Ini Masih Ada Waktu Merevisi Arah Kiblat ke Kakbah Melalui Fenomena Istiwa A‘zam, Simak Jam dan Caranya di Sini!

Photo Author
- Rabu, 16 Juli 2025 | 11:35 WIB
Masjidil Haram tempat berdirinya Kakbah sebagai arah kiblatnya umat Islam. (Kemenag)
Masjidil Haram tempat berdirinya Kakbah sebagai arah kiblatnya umat Islam. (Kemenag)


KONTEKS.CO.ID - Umat Islam masih memiliki waktu untuk merevisi arah kiblatnya secara mandiri. Hari ini, Rabu 16 Juli 2025, masih akan berlangsung fenomena astronomi langka Istiwa A‘zam. 

Ini adalah waktu yang pas di mana posisi Matahari melintas tepat berada di atas Kakbah

Ketika Istiwa A‘zam terjadi, bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan menunjukan arah yang berlawanan dari arah kiblat

Baca Juga: Polisi Periksa Wilmar Group, Food Station Tjipinang Jaya, BPR, Japfa Group: Bukan Cuma Soal Beras Oplosan, tapi Juga Dugaan Takaran Tak Sesuai

Inilah yang membuat momen tersebut sebagai waktu yang tepat bagi umat Islam untuk mengecek ketepatan arah kiblat salatnya ke Kakbah. Bila salah, Anda bisa menggeser atau merevisinya hingga benar-benar mengarah ke Kakbah.

Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan, fenomena Istiwa A‘zam memang juga akan berlangsung pada 16 Juli 2025.

Kapan Posisi Matahari Tepat Berada di Atas Kakbah?

Umat Islam bisa menggunakan fenomena ini untuk mengukur atau mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri. 

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, mengatakan, merujuk kajian ilmu falak, ada berbagai metode dalam menentukan arah kiblat. Misalnyam penggunaan kompas, teodolit, hingga memanfaatkan fenomena Istiwa A‘zam.

Baca Juga: Cara Mengubah Voice Note Jadi Teks Chat di WhatsApp

“Peristiwa Istiwa A‘zam atau Rashdul Kiblat bakal terjadi pada Selasa dan Rabu, tepatnya tanggal 15 dan 16 Juli 2025. Atau bertepatan tanggal 19 dan 20 Muharam 1447 H, jam 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Saat itu, Matahari berada tepat berada di atas Ka'bah,” ungkap Arsad di Jakarta, pada Minggu 13 Juli 2025.

Ia menegaskan kembali bahwa ini menjadi kesempatan bagi umat Islam guna memastikan arah kiblatnya secara mudah. Bahkan tanpa memerlukan keahlian atau alat bantu khusus. 

“Di saat Istiwa’ A‘zam, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi tertentu. Mereka dapat ‘meluruskan’ arah kiblatnya sendiri,” sambungnya.

Menurut Arsad, momen itu bersifat konfirmatif. Kalau arah kiblat yang selama ini digunakan sudah tepat, maka fenomena ini akan memperkuat ketepatan tersebut. Tapi jika masih terbersit keraguan, peristiwa itu menjadi waktu ideal dalam memverifikasi arah kiblat.

Baca Juga: Kepala Bapanas Tantang Wilmar Group dan Food Station Tjipinang Jaya Adu Hasil Uji Laboratorium Beras Oplosan

Cara Cek Arah Kiblat Secara Mandiri

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan arah kiblat pada momen Istiwa A‘zam. Pertama, benda yang digunakan sebagai patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, misanya dengan bantuan lot atau bandul. 

Kedua, permukaan untuk lokasi pengecekan harus datar dan rata. Ketiga, waktu pengukuran wajib disesuaikan dengan waktu resmi. Misalnya seperti yang dikeluarkan oleh BMKG, RRI, atau Telkom.

“Ketepatan waktu sangat penting agar bayangan yang dihasilkan benar-benar mengarah sesuai posisi Matahari yang sedang berada di atas Kakbah,” tambahnya.

Ia menegaskan, fenomena ini cuma terjadi dua kali dalam setahun serta menjadi lat edukatif. Sekaligus spiritual bagi umat Islam demi menjaga akurasi arah kiblat dalam ibadahnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X