KONTEKS.CO.ID - Sebanyak 50 pesawat Boeing jenis 777 disebut Presiden AS Donald Trump menjadi bagian dari tarif dagang 19 persen buat Indonesia.
Lalu seperti apa pesawat Boeing 777 itu?
Sejak pertama kali terbang pada tahun 1994, Boeing 777 telah menjadi salah satu pesawat jet komersial paling ikonik di dunia. Dengan badan lebar, mesin raksasa, dan jangkauan super panjang, “Triple Seven” — julukan akrabnya — terus digunakan maskapai-maskapai besar dari Emirates hingga Qatar Airways.
Tapi bagaimana pesawat ini bertahan di tengah persaingan ketat dan tantangan baru di industri penerbangan global?
Baca Juga: 50 Pesawat Boeing 777 di Balik Tarif 19 Persen buat Indonesia
Lahir dari Proyek Ambisius
Dilansir Britannica dan Boeing.com, pengembangan Boeing 777 dimulai pada 1990-an untuk mengisi celah antara Boeing 767 dan 747.
United Airlines menjadi pelanggan peluncur, memesan 34 unit senilai lebih dari USD22 miliar.
777 mencetak sejarah sebagai pesawat komersial pertama yang dirancang sepenuhnya dengan bantuan komputer (CAD).
Hal itu mempercepat proses desain sekaligus meningkatkan akurasi konstruksi.
Pesawat ini mulai beroperasi komersial pada 7 Juni 1995.
Tak lama, ia mengantongi penghargaan Collier Trophy sebagai pesawat paling mutakhir di masanya.
Baca Juga: Nyaris, Air India Balik Lagi ke Bandara Hong Kong, Pilot Boeing 787 Duga Ada Kerusakan Teknis
Mesin Raksasa dan Jangkauan Super
Salah satu ciri khas Boeing 777 adalah ukuran mesinnya.
Varian 777-300ER menggunakan mesin General Electric GE90-115B, tercatat sebagai mesin jet komersial terbesar dan terkuat di dunia.
Artikel Terkait
Isi Surat Trump ke Prabowo soal Tarif Pajak Impor 32 Persen Per 1 Agustus 2025: Solusi, Pindahkan Fasilitas Produksi ke AS
Terus Dibayangi Ancaman Tarif Trump, Indonesia Bidik Pasar Ikan dari Negara Lain
Presiden Trump Umumkan AS Capai Kesepakatan Tarif Dagang dengan Indonesia, Perincian Menyusul
Presiden Trump Umumkan Kesepakatan Tarif 19 Persen dengan Prabowo, Berikut Harga Mahal yang Harus Dibayar Rakyat Indonesia