• Senin, 22 Desember 2025

Cerita Dahlan Iskan soal Kronologi, Status Tersangka, Saham, dan Perseteruan dengan Jawa Pos

Photo Author
- Rabu, 9 Juli 2025 | 10:27 WIB
Dahlan Iskan menjelaskan kronologi perseteruan dengan Jawa Pos. (Instagram @dahlaniskan19)
Dahlan Iskan menjelaskan kronologi perseteruan dengan Jawa Pos. (Instagram @dahlaniskan19)

"Dulu, saya kira, saya itu akan seumur hidup di Jawa Pos. Katakanlah sampai mati. Bahkan saya bayangkan mungkin makam saya pun kelak akan di halaman gedung Jawa Pos."

Baca Juga: Dahlan Iskan Resmi Tersangka Kasus Penggelapan atas Laporan Jawa Pos, Media yang Dibesarkannya Puluhan Tahun

Kronologi Dahlan Iskan Mundur dari Jawa Pos

Dahlan mengaku seluruh energi mudanya ditumpahkan untuk Jawa Pos.

"Saya sempat bahagia ketika banyak yang mengakui bahwa sayalah yang membuat Jawa Pos dari perusahaan yang begitu kecil dan miskin menjadi raksasa media dengan kekayaan bertriliun-triliun rupiah."

"Sebenarnya bukan hanya saya yang bekerja keras untuk membangun Jawa Pos. Tapi juga seluruh karyawan saat itu. Terutama karyawan yang hebat-hebat. Tapi saya memang bekerja rata-rata 16 jam sehari. Selama berpuluh tahun."

"Sangat sering sampai pukul 02.00. Setelah itu pun sering masih harus keliling ke agen-agen."

"Mulai urusan manajemen sampai urusan mengedit berita. Mulai dari mengurus agen sampai percetakan. Mulai dari sehat sampai terkena sakit liver ---sampai muntah darah."

Baca Juga: Dahlan Iskan Resmi Tersangka Kasus Penggelapan atas Laporan Jawa Pos, Media yang Dibesarkannya Puluhan Tahun

Dalam posisi Jawa Pos yang sudah kaya raya itu, Dahlan Iskan mendapat tugas negara: mengatasi krisis listrik di Indonesia.

"Sebenarnya saya tidak mau. Tapi ini tugas negara. Saya pun menjadi dirut PLN di tahun 2009."

"Sebagai dirut BUMN saya tidak boleh merangkap jabatan di swasta. Maka saya harus melepaskan jabatan dirut Jawa Pos."

"Tidak masalah. Toh di PLN saya tidak akan lama. Maksimum tiga tahun. Bisa kembali ke Jawa Pos lagi."

Ternyata, Dahlan Iskan tidak pernah bisa kembali ke Jawa Pos. "Pemegang saham mayoritas yang selama puluhan tahun hanya mengawasi dari jauh sudah menjadi sangat berkuasa di Jawa Pos."

"Begitulah perusahaan. Apalagi sudah punya uang banyak," katanya.

Baca Juga: Gibran Ditagih Janji Kampanye: Pemerataan Pembangunan Khususnya di Papua 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X