• Minggu, 21 Desember 2025

19 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci karena Serangan Jantung

Photo Author
- Senin, 26 Mei 2025 | 10:44 WIB
Jemaah Haji (iStock)
Jemaah Haji (iStock)


KONTEKS.CO.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak
53 jemaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci hingga 23 Mei 2025.

Sementara itu, data dari Siskohat Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan jumlah jemaah wafat mencapai 62 orang per Senin, 26 Mei 2025.

Dari total tersebut, 19 orang jemaah meninggal akibat serangan jantung, yang disebabkan oleh penyakit seperti jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.

Baca Juga: Puan Maharani Soal Ormas Duduki Lahan BMKG: Jangan Sampai Negara Kalah dengan Premanisme

Angka kematian yang cukup tinggi ini menjadi perhatian serius pemerintah. Kemenkes mengimbau para jemaah, terutama kelompok lansia dan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Jemaah dengan komorbid diimbau untuk lebih bijak dalam menjalani ibadah di Tanah Suci, terutama menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang dimulai pada 4 Juni 2025.

Kelelahan Fisik Jadi Pemicu Utama

Menurut dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, dari Tim Visitasi Kesehatan Haji, sebagian besar jemaah yang wafat memang sudah memiliki riwayat penyakit kronis.

Baca Juga: Profil Barry Tamin, Jejak Bisnis Adik Ipar Raffi Ahmad Suami Caca Tengker, Komisaris Sarinah yang Baru

“Kami sangat menyayangkan tingginya angka kematian ini. Kebanyakan dari mereka meninggal karena gangguan jantung,” ujarnya saat kunjungan di Daerah Kerja Mekkah, Sabtu, 24 Mei 2025.

Aktivitas fisik yang berat di tengah cuaca panas, disebut memperburuk kondisi jemaah yang sudah rentan.

Kurangi Ibadah Sunah yang Menguras Tenaga

Sementara Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menyampaikan imbauan agar jemaah membatasi ibadah sunah yang dapat memperburuk kondisi fisik, seperti tawaf sunah, umrah berulang, atau berjalan kaki jauh.

Baca Juga: Deretan 16 Pati dan Pamen TNI Duduki Jabatan Penting Kemenko Polkam: Cek Nama dan Jabatan Lengkapnya di Sini!

“Kami mengimbau jemaah, terutama lansia dan penderita jantung, hipertensi, serta diabetes, untuk mengurangi aktivitas ibadah sunah yang melelahkan. Ibadah utama lebih penting,” ujar Liliek.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X