KONTEKS.CO.ID - Jemaah calon haji yang berangkat melalui Embarkasi Aceh (BTJ) kembali menerima uang saku dari wakaf Baitul Asyi.
Tahun ini, sekitar 4.000 orang memperoleh bantuan sebesar 2.000 riyal Saudi atau sekitar Rp8,6 juta.
Pembagian uang saku tersebut dilakukan di Hotel Sektor 9, kawasan Misfalah, Makkah.
Saifullah M. Yunus, petugas kloter yang juga bertugas sebagai panitia distribusi wakaf, menyampaikan bahwa sebanyak 4.758 jemaah Aceh tercatat sebagai penerima manfaat dana ini.
Jemaah yang menerima berasal dari 12 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan dari Embarkasi Aceh.
Pemberian dana wakaf ini telah menjadi tradisi tahunan, dan jumlah bantuannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
"Tahun lalu, nominalnya 1.500 riyal, dan tahun ini naik menjadi 2.000 riyal," ungkap Saifullah di Makkah, Jumat kemarin.
Setiap jemaah haji asal Aceh menerima dana wakaf Baitul Asyi sebesar SAR 2.000 atau senilai Rp8,6 juta. Hal ini tentu membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
“Alhamdulillah. Semoga para pihak yang telah berinfak mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Harapan kami, bantuan seperti ini tetap berlanjut untuk jemaah Aceh di masa mendatang,” tutur Syahrul, salah seorang jemaah, saat ditemui di Makkah.
Syahrul juga menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga pewakaf. Ia berharap sesama jemaah juga bisa mengunjungi makam Habib Bugak Asyi di Aceh.
Ia berencana memanfaatkan dana tersebut untuk bersedekah, membayar Dam, dan berkurban. Syahrul sendiri menjalankan haji tamattu, yaitu melaksanakan umrah wajib terlebih dahulu, kemudian haji.
"Uangnya akan saya gunakan sebaik mungkin, seperti untuk sedekah, Dam, dan juga kurban," ujarnya. Dana wakaf ini memang disalurkan kepada seluruh jemaah Aceh setiap musim haji.
Sebelum pembagian, Pemerintah Aceh melakukan pendataan terhadap para penerima di Makkah. Sebagai informasi tambahan, Habib Bugak Asyi adalah tokoh asal Arab Saudi yang sangat dikenal oleh masyarakat Aceh.
Ia pernah tinggal di Aceh pada abad ke-19. Habib Bugak Asyi mengelola dana wakaf yang dihimpun dari para saudagar Aceh di Makkah dan turut mewakafkan tanah miliknya yang terletak di sekitar Masjidil Haram.***
