KONTEKS.CO.ID – Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan tengah meninjau ulang narasi sejarah kolonialisme Belanda yang selama ini menyebut bangsa Indonesia dijajah selama 350 tahun.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, klaim tersebut tidak mencerminkan kenyataan sejarah secara utuh.
“Enggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu,” ungkap Fadli Zon di Jakarta, Sabtu 24 Mei 2025.
Baca Juga: Cara Menyembuhkan Hipertensi: Kombinasi Gaya Hidup Sehat dan Pengobatan Medis
Asal-usul Klaim 350 Tahun
Narasi penjajahan selama 350 tahun lazim dimulai sejak kedatangan pelaut Belanda Cornelis de Houtman ke Banten pada 1596 hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Namun sejumlah sejarahwan menyebut perhitungan tersebut tidak akurat. Karena mengabaikan keberadaan kerajaan-kerajaan lokal yang masih merdeka hingga awal abad ke-20 dan perlawanan rakyat yang terus terjadi di berbagai daerah.
Presiden Soekarno termasuk tokoh yang mempopulerkan narasi tersebut. Dalam pidato 17 Agustus 1946, ia menyatakan, “Selama 350 tahun kita mengalami hidup dalam penjajahan Belanda.” Ungkapan serupa kembali ia sampaikan dalam peringatan kemerdekaan pada 1956.
Baca Juga: Pakar MotoGP Bongkar Rahasia Kunci Ubahan Motor Yamaha hingga Sanggup Pepet Ducati
Tokoh nasional lainnya, seperti Mohammad Yamin, juga mengangkat angka tersebut sebagai bagian dari semangat anti-kolonialisme dan kebangkitan nasional.
Namun sejarawan Asvi Warman Adam menjelaskan bahwa narasi ini lebih bersifat simbolik dan digunakan untuk membangun kesadaran nasional, bukan sebagai catatan historis yang presisi.
Akar Narasi: Retorika Kolonial Belanda
Menariknya, akar dari angka 300 tahun penjajahan justru berasal dari retorika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, de Jonge, yang pada 1935 menyatakan:
Baca Juga: Jelang Puncak Ibadah Haji, Band Rock Guns N’ Roses Guncang Arab Saudi
“Kami sudah berada di sini 300 tahun dan akan berada di sini 300 tahun lagi.”
Pernyataan ini dinilai lebih sebagai upaya mempertahankan dominasi kolonial, alih-alih sebagai refleksi sejarah.
Artikel Terkait
Kolonialisme dan Tujuannya Masuk Indonesia
Raja Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Masa Penjajahan
Alfonso de Albuquerque, Arsitek Ekspedisi Portugis di Asia dan Orang Eropa Pertama yang Mulai Kolonialisme
Harry Truman Simanjuntak Putuskan Mundur dari Tim Penulis Sejarah Indonesia: Harus Ditulis Berdasarkan Fakta
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia Tolak Rencana Penulisan Ulang Sejarah, Sebut Bukan Milik Pemerintah