KONTEKS.CO-ID - Langkah Presiden RI ke-7, Joko Widodo atau Jokowi melaporkan langsung tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya merupakan bagian dari strategi politik.
Pandangan tersebut disampaikan Peneliti ISEAS, Made Supriatma. Dia menyinggung soal 'Parcok' atau partai coklat yang dipelihara Jokowi.
Menurutnya, kasus ini menjadi keuntungan bagi Jokowi maupun Presiden Prabowo Subianto.
“Kita lihat saja bagaimana drama ini akan dimainkan. Menurut hemat saya, kasus ijazah palsu ini adalah anugerah untuk Jokowi dan Prabowo," ujar Made menukil unggahan di akun Facebook miliknya, @Made Supriatma pada Sabtu, 3 Mei 2025.
"Kasus ini sangat populer dan menempatkan Jokowi sebagai korban. Juga kasusnya sangat sumir,” imbuh Made.
Made mengatakan, jika nantinya pengadilan memutuskan ijazah Jokowi asli seperti pernyataan Universitas Gadjah Mada (UGM), maka para penuduh akan kesulitan mempertahankan narasi mereka.
Baca Juga: Drama Handball Jay Idzes: Kontroversi Penalti Warnai Hasil Imbang Venezia vs Torino
"Jika hakim memutuskan bahwa ijazah Jokowi memang asli, seperti juga dikatakan oleh UGM, terus bagaimana orang-orang ini akan berargumen?” kata dia.
Menurut penilaian Made, kasus ini akan memperdalam polarisasi di masyarakat.
"Kita akan melihat publik yang terbelah: antara pro Jokowi dan anti Jokowi,” ujarnya.
Dia mengatakan, pengalaman Jokowi saat menjadi orang nomor satu di Indonesia menunjukkan kemampuannya membalikkan keadaan.
“Jokowi biasanya bisa membalik keadaan dan menjadikan dirinya korban fitnah ini sebagai keuntungan,” ungkapnya.
Artikel Terkait
Jokowi Laporkan Langsung Ijazah Palsu ke Polda Metro Jaya, Di Solo Digelar Sidang Mediasi
Laporkan Langsung Tudingan Ijazah Palsu ke Polda Metro Jaya, Jokowi: Masalah Ringan, Agar Jelas dan Gamblang
Jokowi dan Pengacara Serahkan 24 Bukti Terkait Tudingan Ijazah Palsu
Jokowi Laporkan 5 Orang Terkait Pencemaran Nama Baik dan Fitnah Ijazah Palsu
Jokowi Tempuh Jalur Hukum Terkait Tuduhan Ijazah Palsu, Laporkan 5 Orang ke Polisi