Aksi keji ini kemudian berakhir ketika Kardinah mengeluhkan rasa sakit di sekujur tubuh. Setelahnya, Kardinah dan korban lain dibawa menggunakan truk dan ditahan di rumah Wedana Adiwerna.
Kejadian ini membuat Kardinah trauma berat. Dia memilih menghabiskan waktu di sisa hidupnya di kota baru, yakni Salatiga, sampai wafat pada 1970.
Baca Juga: The Haunted Palace, Kisah Roh Setinggi 9 Kaki Vs Dukun Perempuan Cantik
3. Sosrokartono
Raden Mas Panji Sosrokartono merupakan kakak kandung Kartini yang lahir pada 10 April 1877.
Semasa hidup, Sosrokartono pandai memanfaatkan keistimewaan sebagai keluarga ningrat. Dia banyak menghabiskan pendidikan hingga ke Eropa.
Dalam Sosrokartono: Sebuah Biografi (1987), dia tercatat sebagai mahasiswa Polytechnische School te Delft dan Universitas Leiden.
Setelah lulus, dia kemudian berkarier sebagai jurnalis. Dia banyak menulis di surat kabar Belanda hingga koran Amerika Serikat.
Bahkan, dia sempat menjadi juru bicara untuk negara-negara sekutu dalam Perang Dunia I (1914-1918).
Baca Juga: Gercep Pikat Penonton, The Haunted Palace Episode 1 Raih Rating Satu
Sosrokartono menguasai banyak bahasa seperti Inggris, Belanda, Rusia, Prancis, Jerman, dan 30 bahasa lain. Atas dasar ini, dia dijuluki 'Si Jenius dari Timur'.
Meski harum di Eropa, Sostrokartono tak diakui pemerintah Hindia Belanda. Alasannya karena dia tak mau diajak kerjasama pemerintah dan memilih berjuang demi Indonesia
Alhasil, saat pulang ke Jawa, Sostrokartono tak bisa kerja. Ruang geraknya dipersempit dan terus-terusan difitnah.
Sampai akhirnya, itu semua membuat Sostrokartono mengalami tekanan batin. Sejak 1942 dia mengalami kelumpuhan hingga wafat pada 1952.***
Artikel Terkait
Laki-Laki Minggir Dulu, Hari Kartini Transjakarta Rp1 buat Perempuan
Diaspora Indonesia Merayakan Hari Kartini di Taipei
10 Ucapan Selamat Hari Kartini 2025 yang Membangkitkan Semangat Kaum Perempuan Indonesia
Film-Film Terinspirasi Kartini, Pionir Perjuangan Perempuan Indonesia
Twibbon Hari Kartini: Rayakan Semangat Emansipasi dengan Cara Kekinian
Rayakan Hari Kartini, Naik Transjakarta dan MRT Cuma Bayar Rp1