KONTEKS.CO.ID - Jejaring Diaspora Indonesia di Taiwan (IDN Taiwan) bersama Pusat Seni Wayang Taipei (Puppetry Art Center of Taipei/PACT) merayakan Hari Kartini di Taipei pada Minggu, 20 April 2025.
Perayaan ini menampilkan pertunjukan tari dan peragaan busana untuk menghormati tokoh emansipasi perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini.
Acara dibuka dengan penampilan penari Indonesia yang mengenakan busana tradisional, membawakan tarian khas Nusantara di panggung PACT.
Setelah itu, peragaan busana digelar menampilkan anak-anak Indonesia yang mengenakan berbagai pakaian adat dari seluruh penjuru Tanah Air.
Wakil Presiden IDN Global, Dewi, mengatakan di Indonesia, anak-anak kerap mengenakan pakaian tradisional untuk memperingati Hari Kartini.
Karena itu, ia ingin anak-anak Indonesia yang tinggal di Taiwan juga bisa merasakan pengalaman serupa meski jauh dari kampung halaman.
Sementara, Wakil Kepala Perwakilan Indonesia di Taiwan, Zulmartinof, menyampaikan semangat Hari Kartini sejalan dengan mandat Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (IETO).
Semangat itu adalah memberdayakan dan melindungi warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Taiwan.
Ia berharap masyarakat dan pemerintah Taiwan dapat memperlakukan pekerja migran perempuan Indonesia dengan bermartabat, termasuk memberikan upah yang layak dan hak cuti melahirkan.
Direktur PACT, Tsai Yi-wei, mengungkapkan bahwa tahun ini menandai kali kelima PACT bekerja sama dengan IDN Taiwan dalam menyelenggarakan perayaan Hari Kartini.
Kolaborasi ini bermula saat pendahulunya mengundang IDN Taiwan untuk bersama-sama menggelar acara Hari Kartini, yang juga menampilkan koleksi wayang Indonesia milik PACT.
Tsai menambahkan bahwa acara ini kini menjadi agenda tahunan di pusat seni tersebut karena dianggap selaras dengan suasana PACT yang berfokus pada dunia anak-anak.
Hari Kartini, yang diperingati setiap tanggal 21 April, merupakan penghormatan terhadap kelahiran Raden Ajeng Kartini.
Dia adalah pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena perjuangannya dalam memperjuangkan pendidikan bagi perempuan dan kesetaraan gender di masa penjajahan Belanda.***
Artikel Terkait
Nafulu Bawomataluo Diaspora Gelar Perayaan Natal, Perkuat Kebersamaan
Jalan-Jalan ke Rembang, Mampir ke Museum RA Kartini
Laki-Laki Minggir Dulu, Hari Kartini Transjakarta Rp1 buat Perempuan